Chanelmuslim.com – Tanggal 9 Maret 2016 esok banyak orang tengah menunggunya. Diprediksi bahwa Rabu tanggal 9 Maret akan terjadi gerhana matahari total. Dan beberapa wilayah di Indonesia mendapat keistimewaan untuk menyaksikan gerhana matahari total secara keseluruhan dan lebih dekat.
Banyak orang telah membeli tiket dari jauh hari untuk dapat menyaksikan gerhana matahari lebih dekat. Tidak hanya dari Indonesia tetapi berbagai orang dari negara lain pun sengaja datang ke wilayah-wilayah Indonesia yang akan dilewati gerhana matahari.
Selain rasa keingin tahuan dan kegembiraan kita melihat gerhana matahari yang hanya terjadi di Indonesia 33 tahun sekali, kita pun harus memperhatikan bagaimana sunnah yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana matahari.
Berikut adalah sunnah yang dilakukan Rasul yang berasal dari berbagai riwayat.
Pertama, memperbanyak dzikir, takbir, istighfar dan amalan lainnya
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah,” (HR. Al Bukhari)
Kedua, mengerjakan shalat gerhana secara berjamaáh di masjid
”Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah,” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari)
E, wanita diperbolehkan shalat gerhana bersama kaum pria
Dari Asma` binti Abi Bakr, beliau berkata, “Saya mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?” Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari)
Keempat, mendengarkan khutbah setelah shalat gerhana
Dari Aisyah, beliau menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri, memperpanjang ruku’, memperpanjang sujud. Kemudian seusai melaksanakan shalat gerhana, Beliau berkhotbah di hadapan orang banyak, beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda,
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”
Nabi selanjutnya bersabda, “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis,” (HR. Bukhari).
Dimana pun kita akan menyaksikan gerhana, apakah melihat dari dekat atau tidak, agar apa yang kita lakukan berbuah pahala lakukkan sunnah yang dicontohkan Rasulullah. (w/islampos)