ChanelMuslim.com- Cara Menghidupkan Malam Lailatul Qadar Bagi Wanita yang Sedang Haid Maupun Nifas? Terkait dengan wanita yang sedang haid, termasuk juga yang sedang nifas, tentu saja tidak boleh masuk ke masjid.
Pilihan ibadahnya tentu bukan shalat, membaca Al-Quran atau pun berdiam diri di dalam masjid alias beri’tikaf. Semua itu memang terlarang.
Namun selain tiga jenis ibadah itu, sebenarnya masih ada begitu banyak jenis ibadah lain yang bisa dilakukan, misalnya dzikir, doa dan belajar ilmu agama.
Berikut amalan yang dilakukan wanita yang sedang haid atau nifas agar mendapatkan malam Lailatul Qadar:
Baca Juga : Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar
Memperbanyak Dzikir
Meski dalam keadaan tidak suci karena haidh atau nifas, namun dzikir secara dilarang. Yang dilarang hanya sebatas membaca ayat-ayat Al-Quran saja.
Bahkan para ulama sepakat apabila lafadz dzikir yang dibaca merupakan iqtibas atau petikan ayat Al-Quran,
hukumnya tetap boleh dibaca oleh wanita yang sedang haid atau nifas, selama niatnya bukan untuk membaca Al-Quran. Niatnya dzikir saja itu masih dibolehkan.
Misalnya mengucapkan subahnallah, wal hamdulillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar. Semua lafadz itu ada di dalam Al-Quran, namun boleh dibaca wanita haid selama niatnya bukan membaca Al-Quran.
Perintah untuk beribadah dengan cara berdzikir itu jelas sekali di dalam Al-Quran.
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 191).
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ
قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa : 142) .
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Rad : 28).
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
“Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).” (QS. Al-Ankabut : 45).
Menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan Do’a
Berdoa adalah ibadah, bahkan menjadi inti dari ibadah, sebagaimana ungkapan doa itu adalah sumsumnya ibadah.
Dan tidak seperti membaca Al Quran, berdoa itu tidak mensyaratkan pembacanya suci dari hadats, baik hadats kecil ataupun hadats besar.
Sehingga wanita yang sedang mendapat darah haid atau nifas, tetap bisa rutin membaca doa.
Walaupun doa itu mengambil redaksi (iqtibas) dari Al Quran, namun hukumnya dibolehkan, asalkan niatnya bukan untuk membaca Al Quran, tetapi memang untuk berdoa.
Sehingga wanita yang sedang mendapat darah haidh atau nifas, tetap bisa rutin membaca doa.
Dan berdoa itu merupakan ibadah yang diperintahkan juga dalam agama, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala berikut :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah : 186).
Belajar Ilmu Agama & Majelis Ilmu
Selain dzikir dan doa, belajar ilmu agama juga merupakan merupakan ibadah ritual yang punya nilai pahala yang teramat besar di sisi Allah.
Bahkan bisa lebih tinggi nilainya dari sekedar berdzikir dan berdoa semata.
Ada begitu banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits nabawi yang menyebutkan betapa tingginya nilai orang yang mencari ilmu, orang yang berilmu serta majelis ilmu.
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Demi Allah, jika Allah memberikan petunjuk kepada satu orang saja melalui perantaraanmu, itu lebih baik bagimu dibandingkan dengan unta merah (yaitu unta yang paling bagus dan paling mahal, pen.).” (HR. Bukhari).
وَمَنْ يُرِدْ اللَّه بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّين
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Keutamaan orang berilmu di atas ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Para Nabi tidaklah mewariskan dirham dan dinar, akan tetapi mereka mewarisi ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya, sungguh dia telah mengambil keberuntungan yang besar”. (HR. Abu Dawud).
“Sesungguhnya Allah, malaikat-malaikatNya, sampai semut di sarangnya, dan ikan di lautan bershalawat untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Thabrani).
Itulah amalan yang dapat dilakukan wanita yang sedang haid dan nifas. Semoga mendapatkan malam lailatul qadar.[Ind/Wld].