ChanelMuslim.com – Futur, fenomena godaan syaitan. Seseorang mempunyai kecenderungan terhadap sesuatu yang sebenarnya kurang utama.
Pada akhirnya, ia mulai melepaskan diri dari sesuatu yang hakikatnya lebih patut diutamakan.
Baca Juga: Katakan Begini Pada Remaja
Gambaran Fenomena Futur
Seseorang mempunyai kecenderungan terhadap sesuatu yang sebenarnya kurang utama. Pada akhirnya, ia mulai melepaskan diri dari sesuatu yang hakikatnya lebih patut diutamakan.
Sebagai contoh adalah muslim yang berusaha memelihara diri dari terkena najis, namun ia tidak memelihara diri dari ghibah.
Seseorang yang memfokuskan perhatian pada forum perdebatan akal dalam memerangi syubhat (keraguan) dan sangat mengandalkan suatu predikat ilmiah saja melebihi sikap semangat dan ikut bergerak dalam dakwah.
Melakukan sesuatu yang mubah (dibolehkan) secara berlebihan dan melewati batas. Ibnu Taimiyah mengatakan, ketika menjawab pertanyaan muridnya,
Ibnu Al Qayyim, bahwa orang-orang yang berdedikasi tinggi tidak melakukan sebuah perkara yang mubah.
Seseorang senantiasa mengalami keragu-raguan dalam tindakannya. Kemudian ia akan mengalami penurunan semangat dan selanjutnya cenderung bermalas-malasan hingga lamban bergerak.
Dalam hadits dinyatakan bahwa tidaklah suatu kaum suka memperlambat sampai Allah menjadikannya lambat.
Seseorang merasakan kekasaran dan kesesatan hati.
Ruhaninya yang lemah menyebabkan hatinya kesat. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama, maka ia akan menjadi terbiasa, dan selanjutnya hatinya mati.
Seseorang merasakan segan untuk menjalankan perbuatan baik dan beribadah. Ia akan meremehkan nilai dan praktik ibadah.
Baca Juga: Mengenal Golongan Syaitan
Faktor Eksternal Penyebab Futur
Godaan Tribulasi
Tribulasi atau penyiksaan fisik merupakan alat pembersih paling efektif dan penguji paling berhasil.
Banyak orang yang hilang dari kegiatan islamnya akibat mendapat siksaan fisik. Tribulasi akan selalu terjadi dalam setiap kehidupan. Hal ini dapat dilihat pada Q. 29:1-3, 10-11, 47: 31, 33:22-23, 3: 186.
Godaan Keluarga
Hal yang sulit untuk bisa terbebas dari tekanan keluarga. Hal ini lantaran setiap keluarga mengkhawatirkan kalau anak-anak mereka mengalami penderitaan.
Tak jarang para orang tua menganjurkan anaknya untuk menjauhi jalan Islam dengan mendorong melakukan hal-hal maksiat.
Ada pula yang menentang aktivitas anak-anak mereka secara terang-terangan.
Hal ini dapat dilihat dalam QS. At-Taubah: 24, Maryam: 41-46.
Pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, salah seorang yang memiliki kisah serupa adalah Mushab bin Umair yang mengalami tekanan dari ibunya.[ind]
sumber: buku Hizb Asy-Syaithaan. Dr. Irwan Prayitno. Pustaka Tarbiatuna: 2002.