ChanelMuslim.com – Sebuah badan amal Turki pada hari Rabu kemarin membagikan paket bantuan makanan di antara orang-orang Sudan Selatan yang rentan di ibu kota Juba.
Lebih dari 500 keluarga akan mendapatkan keuntungan dari 430 paket makanan yang didistribusikan oleh organisasi Turki Ab-i Hayat selama Ramadan, bulan suci umat Islam.
Baca juga: UNRWA: Setengah dari Populasi Gaza Hidup dengan Bantuan Makanan
Menyerahkan paket makanan, Duta Besar Turki untuk Sudan Selatan Erdem Mutaf mengatakan Islam adalah agama damai dan menyuarakan harapan agar semua orang bisa damai selama Ramadan.
“Ini adalah tanda cinta dan persahabatan dari rakyat Turki. Kami akan terus mendukung rakyat Sudan Selatan,” kata Mutaf.
Abdallah Braj Rwal, ketua Dewan Islam Sudan Selatan, mengapresiasi pemerintah Turki atas dukungannya kepada rakyat Sudan Selatan.
Katmala Ramadan Suleiman, salah satu penerima manfaat, berterima kasih kepada pemerintah Turki, dengan mengatakan: “Dukungan ini sangat penting bagi kami karena ini datang pada saat segala sesuatu menjadi mahal di negara itu karena efek merusak dari pandemi COVID-19.
Berdasarkan laporan dari International Monetary Fund World Economic Outlook sampai akhir tahun 2019 lalu, Sudan Selatan menjadi negara dengan PDB per kapita terendah di dunia dengan $243. Angka tersebut sudah cukup untuk menjadikan Sudan Selatan sebagai negara termiskin di dunia saat ini.
Lama berkonflik, negara ini akhirnya sanggup memerdekakan diri dari Sudan pada tahun 2011 lalu. Dengan ini Sudan Selatan juga menjadi salah satu negara termuda di dunia.
Sudah Selatan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 2011 melalui referendum. Pada tanggl 9 sampai 11 Januari 2011, referendum dilakukan untuk menentukan apakah Sudan Selatan harus menjadi negara merdeka dan terpisah dari Sudan. Hasilnya cukup telak, 98,83% populasi memilih kemerdekaan.
Dikutip dari BBC, Sudan Selatan resmi merdeka dari Sudan pada 9 Juli 2011. Meskipun begitu, perselisihan antar kedua negara ini masih tetap terjadi, termasuk pembagian pendapatan minyak, karena 75% dari semua cadangan minyak bekas Sudan berada di Sudan Selatan.
Sejak tanggal 14 Juli 2019, Sudan Selatan resmi menjadi anggota ke-193 dari PBB, dan pada 27 Juli 2011, Sudan Selatan resmi menjadi negara ke-54 yang bergabung dengan Uni Afrika.{baca}[ah/anadolu]