HUKUM menikah pada bulan Ramadan. Ustaz, saya mau bertanya, jika kita menikah di bulan ramadan bagaimana? Bolehkah?
Jawaban Ustaz Farid Nu’man Hasan sebagai berikut. Tidak ada larangan menikah di bulan Ramadan, atau di bulan apa pun.
Baca Juga: Hukum Menikah pada Masa Iddah
Hanya saja, jika menikah di bulan Ramadan, bagaimana dengan pesta walimahnya? Sebab ketika siang, tamu umumnya berpuasa, kalau malam, mereka juga tarawih. Kecuali jika ingin akadnya saja di malam hari.
Hukum Menikah pada Bulan Ramadan
Lalu kuatkah menahan diri? Biasanya pengantin baru itu maunya berduaan terus, khawatir tidak kuasa menahan diri, akhirnya mereka merusak puasanya pada siang hari.
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid Hafizhahullah mengatakan:
ليس في الشريعة أي نهي عن الزواج في رمضان لذات رمضان ، ولا في غيره من الأشهر ، بل الزواج جائز في أي يوم من أيام السنة .
“Dalam syariat tidak ada larangan menikah di bulan Ramadan semata-mata Ramadannya. Begitu pula tidak ada larangan dibulan lainnya. Tetapi, nikah boleh dilakukan waktu kapan pun pada hari-hari sepanjang tahun.”
لكن الصائم في رمضان يمتنع عن الطعام والشراب والجماع من الفجر إلى غروب الشمس ، فإن كان يملك نفسه , ولا يخشى أن يفعل ما يفسد صيامه , فلا حرج عليه من الزواج في رمضان .
‘Tetapi orang yang sedang berpuasa terlarang untuk makan, minum, dan jimak sejak terbitnya fajar sampai terbenam matahari. Jika dia mampu menguasai diri, dan tidak khawatir akan melakukan hal yang bisa merusak puasa, maka tidak apa-apa baginya nikah di bulan Ramadan.”
Khawatir Merusak Puasa Ramadan
والظاهر أن الذي يريد أن يبدأ حياته الزوجية في رمضان ، – غالباً – لا يستطيع الصبر عن زوجته الجديدة طوال النهار ، فيُخشى عليه من الوقوع في المحظور ، وانتهاك حرمة هذا الشهر الفضيل ، فيقع في الإثم الكبير ، مع وجوب القضاء والكفارة المغلظة ، وهي عتق رقبة ، فإن لم يجد فصيام شهرين متتابعين ، فإن لم يستطع فإطعام ستين مسكينًا ، وإذا تكرر الجماع في عدة أيام تكررت معه الكفارة بعدد الأيام .
“Kenyataannya, orang yang akan menilai kehidupan suami istri pada bulan Ramadan -biasanya- tidak mampu bersabar atas istrinya di sepanjang siang. Khawatirnya dia melakukan hal terlarang di siang hari.
Dengan itu, dia merusak kehormatan bulan Ramadan, dosa besar, dan wajib baginya qadha, juga kafarat, yaitu dengan membebaskan budak, kalau tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, kalau tidak mampu maka memberi makan 60 orang miskin.
Jika ini terjadi berulang-ulang, maka sebanyak itu pula kafarat yang dia lakukan.” (Al Islam Su’aal wa Jawaab no. 65736)
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]