Chanelmuslim.com-Kasus tewasnya Allya Siska Nadya (33) yang diduga menjadi malapraktik di Klinik Chiropractic First terjadi pada Agustus 2015 lalu. Keluarga hingga kini masih terpukul dengan meninggalnya wanita cantik kelahiran 28 Desember 1982 tersebut. Terapi chiropractic yang dijalani Allya Siska Nadya sebelum meninggal dikatakan dokter bukan bagian dari ilmu kedokteran. Terapi ini beda dengan ortopedi atau fisioterapi yang jelas-jelas merupakan bagian dari disiplin ilmu kedokteran.
dr Didik Librianto, SpOT(K)-Spine, Ketua Ortopedi Spine Indonesia, Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia, menolak anggapan yang mengatakan chiropractic merupakan ilmu kedokteran. Chiropractic dikatakannya dikategorikan sebagai pengobatan tradisional.
“Kedokteran tidak mengenal chiropractic, jadi di luar medis. Chiropractic merupakan bagian dari pengobatan tradisional alternatif yang berasal dari luar negeri,” tutur dr Didik, dalam konferensi pers di Laguna Resto Istora, Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jumat (8/1/2015).
Ia juga menolak anggapan yang mengatakan chiropractic merupakan bagian dari ilmu kedokteran fisioterapi. Berbeda dengan ilmu fisioterapi yang didapat melalui pendidikan kedokteran dan spesialis, ilmu chiropractic diperoleh melalui kursus, berbeda dengan fisioterapi, apalagi ortopedi, metode yang diakui dan ada program pendidikan serta diketahui keamanannya.
Rosita P Radjah kuasa hukum Allya mengatakan, awal peristiwa itu terjadi saat korban baru saja menjalani perawatan di klinik tersebut pada Agustus 2015 lalu. Saat itu, korban mengeluh mengalami sakit di bagian leher karena selama ini Allya Siska mempunyai kelainan tulang belakang yang disebut Kyphosis.
Saat bersamaan, keluarga melihat promosi dari Klinik Chiropractic First di Pondok Indah Mall 1. Pada 6 Agustus 2015, Allya Siska menjalani treatment di klinik tersebut dua kali yakni, pukul 14.00 WIB dan pukul 19.00 WIB.
“Metode pengobatannya Allya Siska tengkurap di ranjang dan dokter menggerakkkan kepala Allya ke kanan dan kiri hingga tulang leher berbunyi krek,” kata Rosita.
Usai menjalani terapi, sekitar pukul 22.00 WIB korban pulang ke rumah. Namun bukan membaik, kondisi Allya justru kian memburuk hingga akhirnya dilarikan ke RS Pondok Indah. Setelah beberapa jam mendapatkan pertolongan medis, Allya meninggal dunia.
“Dokter di RS Pondok Indah menyatakan pembuluh darah di bagian leher pecah,” ujarnya.
Menurut Rosita, keluarga baru melaporkan kasus ini 10 hari setelah Allya meninggal dunia. Rosita menerangkan, keluarga sudah mendatangi Chiropractic First untuk meminta pertanggungjawaban dari Dokter Rendall tenaga medis yang menangani Allya. Namun, pihak klinik menyatakan kalau Rendall sudah tidak lagi bertugas di klinik tersebur per bulan November 2015.
(ind/detik/sindo)