Chanelmuslim.com – Menutup mulut dan merendahkan suara saat bersin. “Dan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, “Adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam apabila bersin, beliau meletakkan tangannya atau pakaiannya di mulutnya, dan beliau merendahkan suaranya’.” (HR. Abu Dawud)
Baca Juga: Atlet Muslim Bersinar di Olimpiade Tokyo
Menutup Mulut saat Bersin
“Meletakkan tangannya atau pakaiannya di mulutnya,” maksudnya adalah menutupi mulutnya. Baik itu menutupi mulut dengan tangan ataupun dengan pakaian. Namun, bisa juga menutup mulut di saat bersin dengan menggunakan sapu tangan, tissue atau barang yang bisa dipakai menutup mulut. Dan “tangan” di sini, maksudnya yaitu telapak tangan, bukan punggung talapak tangan. Kemudian, “tangan” yang dimaksud bisa berarti satu tangan, bisa kedua tangan. Sebab menutup mulut dengan dua tangan lebih dapat mencegah muncratnya pecrikan air ludah dan menahan suara. Sedangkan maksud “merendahkan suaranya,” yaitu membuat suara bersin sepelan mungkin. Bukan seperti bersinnya sebagian orang yang terkadang justru sengaja mengeluarkan suara sekeras-kerasnya.
Orang yang bersin, biasanya mengeluarkan percikan air ludah dari mulutnya dan suara yang cukup keras. Percikan air ludah dan suara yang timbul karena bersin, terkadang dapat mengganggu orang yang berada di dekatnya. Entah itu dikarenakan terkena cipratan air ludah, ataupun karena terganggu dengan suara kerasnya. Bahkan, karena sebagian penyakit dapat menular melalui air ludah dan udara, tak jarang seseorang jijik jika terkena air ludah orang lain.
Islam mengatur masalah yang tampaknya sepele ini, meskipun sebenarnya cukup penting. Karena jika bersin adalah pengidap penyakit parah yang berbahaya, yang penyakitnya bisa menular melalui air ludah, maka tentu soal sepele ini menjadi besar. Melalui Nabinya, umat Islam dapat mengambil pelajaran dalam hal ini, dimana apabila beliau bersin, beliau menutup mulutnya dan merendahkan suaranya.
Bahkan dalam hadits lain juga dari riwayat Abu Hurairah disebutkan, bahwa beliau tidak hanya menutup mulutnya jika bersin, melainkan juga menutupi wajahnya dengan tangan. Abu Hurairah berkata,
“Bahwasanya apabila Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersin, beliau menutupi wajahnya dengan tangannya atau pakaiannya dan menahan suaranya.”
Bersin adalah nikmat. Karena bersin dapat melegakan tenggorokan, menyegarkan pikiran, dan menolak penyakit. Itulah makanya, kita diperintah untuk mengucapkan hamdalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat-Nya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“Apabila salah seorang kalian bersin, maka ucapkanlah ‘Alhamdulillaah’. Dan hendaknya saudaranya atau kawanna mendoakannya ‘Yarhamukallaah’. Maka apabila saudaranya mengucapkan yarhamukallaah padanya, hendaknya dia menjawab dengan ‘Yahdiikumullaahu wa yushlihu baalakum’.” (HR. Al-Bukhari)
Mendoakan orang bersin (tasymit al-‘athis) hukumnya wajib. Dengan catatan, jika dia membaca Alhamdulillah. Adapun jika dia tidak membaca alhamdulillah, maka Nabi melarang kita mendoakannya. Beliau bersabda,
“Apabila salah seorang kalian bersin dan dia memuji Allah, maka doakanlah. Namun jika dia tidak memuji Allah, maka jangan kalian mendoakannya.” (HR. Muslim)
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)