ChanelMuslim.com – Sabtu (9/01/2021), Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Salatiga mengadakan webinar dengan tema Optimisme Melewati Masa Pandemi. Webinar ini dimaksudkan agar peserta memahami kisah nyata dan optimisme para penyintas Covid-19, pengalaman melewati masa isolasi mandiri, dan persiapan vaksinasi.
Ketua PD Salimah Salatiga Pudjaningrum menyampaikan bahwa berbagai langkah antisipasi dan kebijakan pemerintah dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran Covid, tapi kasus Covid belum juga menunjukkan tanda–tanda penurunan.
“Sejak diumumkannya kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020, warga Salatiga pertama terkonfirmasi positif pada tanggal 31 Maret 2020. Salimah Salatiga bersama-sama dengan Pemerintah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan terhadap penularan Covid-19,” kata Pudjaningrum.
Salimah merupakan ormas perempuan yang mempunyai visi sebagai pelopor dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia. Salimah merasa terpanggil untuk turut berkontribusi dalam memberikan informasi yang benar, jelas dan pada akhirnya bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan terhadap penularan Covid-19.
Dalam webinar tersebut, Ustaz Agus Setiawan yang juga penyintas Covid-19 memberikan testimoni agar bisa sembuh dan melewati masa isolasi mandiri dengan tetap bahagia dan produktif.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dan SWAB, bukan saya saja, tapi istri dan anak pertama juga dinyatakan positif Covid-19, sedangkan anak kedua hasilnya negatif,” cerita Ustaz Agus yang merasa kurang enak badan, meriang, batuk setelah melakukan perjalanan dari Semarang dan Solo untuk kepentingan pekerjaannya sebagai kepala LAZIS (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah) cabang area Soloraya beberapa waktu lalu.
[gambar1]
Selama isolasi mandiri, aktivitas yang dilakukan Ustaz Agus adalah berolah raga, istirahat yang cukup, menjaga pola makan dengan makanan yang bergizi.
“Kenyataan sebagai pasien positif covid dan harus isolasi mandiri dapat dilewati dengan baik berkat support dari tetangga, keluarga, dan teman yang peduli dan memberikan bantuannya,” tambah Ustaz Agus yang juga ketua RT di wilayahnya.
Sementara itu, dr. Tasfiyah Sri Prihati membahas Covid-19 dari tinjauan medis dan kebijakan pemerintah.
“Saya merasakan gejala demam, meriang pada saat mengikuti kegiatan bimtek di Solo,” kata dr. Fia, Kasi surveilans, karantina kesehatan, dan imunisasi pada Dinas Kesehatan Kota Salatiga.
Ia lalu melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebagai tenaga medis, ia tentu sangat paham apa yang terjadi dengan gejala yang dialami dan tindakan medis yang harus dilakukan.
“Protokol kesehatan yang ketat selama mengalami gejala menyebabkan orang yang berkontak erat baik keluarga maupun rekan kantor saya tidak terinfeksi Covid-19,” imbuhnya.
[gambar2]
Covid-19, penyebab, gejala dan proses penyebarannya
Berdasarkan penjelasan dr. Fia, disebutkan bahwa Sars Cov-2 merupakan jenis virus baru, kasus pertama ditemukan pada penderita pneumonia di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019.
“Virus ini kemungkinan berasal dari hewan yang kemudian menyebar di antara manusia. Covid-19 ini adalah penyakit dengan seribu gejala, tergantung pada kondisi dan imunitas tiap orang, antara lain: sakit kepala, hilang pembau (anosmia), hilang perasa (augeusia), mual/muntah, myalgia, kelelahan/fatique, diare, demam, pilek, nyeri tenggorokan, batuk, dan sesak,” jelasnya.
Penyakit dengan masa inkubasi rata-rata 5-6 dengan range 1-14 hari ini bisa berakibat ringan, sedang dan berat. Kasus berat dan kematian meningkat pada orang dengan penyakit penyerta atau komorbid.
“Persebaran yang begitu massif sampai pada hari ini karena penularannya yang sangat mudah berasal dari orang yang bergejala, droplet saluran nafas (batuk, bersin, bicara), dan kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi lalu menyentuh mulut, hidung, dan mata. Orang yang terinfeksi berpotensi menularkan pada 2 hari sebelum sakit hingga selama sakit,” tambahnya.
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah Indonesia dalam menangani wabah pandemi Covid-19 ini di antaranya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), pemberlakuan Work Form Home (WFH – bekerja dari rumah), penutupan atau pengurangan kepadatan pekerja pada sektor industri, pusat perbelanjaan dan tempat wisata, bahkan beberapa daerah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Tindakan terhadap pasien Covid-19 melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment) dan melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan yang tidak kalah penting, Pemerintah pada tahun 2020 melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19,” kata dr. Fia.
Vaksinasi Covid-19
Pemerintah berencana akan memberikan vaksin Covid-19 secara gratis kepada masyarakat. Meskipun MUI menyatakan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China yang dibeli Pemerintah Indonesia halal dan suci namun pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan setelah mendapat izin dari BPOM. Tujuan vaksinasi adalah menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19, melindungi dan memperkuat system kesehatan secara menyeluruh, dan menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi.
“Oleh karena itu, pemerintah baik pusat maupun daerah diimbau agar memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021,” tutup dr. Fia.[ind/rilis]