JAKARTA – Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per tanggal 1 Januari 2015.
Padahal, kebijakan menaikkan harga BBM ini baru berjalan efektif kurang dari dua bulan.
Belajar dari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang beberapa kali menaikkan harga BBM dan menurunkannya menjelang pemilu, tampaknya Jokowi sedang mengikuti pendahulunya dalam menjaga popularitasnya.
“Bisa jadi itu (menjaga popularitas) juga yang dilakukan Jokowi, sebab kenaikan harga BBM mendapatkan resistensi yang masif dari publik,” kata pengamat hukum tata negara Sigma, M Imam Nasef, Jumat (2/1/2015).
Dengan menurunkan harga BBM di awal tahun, lanjut Nasef, Jokowi berharap dirinya akan tetap populer di mata masyarakat hingga tahun-tahun yang akan datang.
“Pemerintah yang di bawah kepemimpinan Jokowi bisa saja tidak mau popularitasnya menurun akibat kebijakan menaikkan BBM. Sehingga untuk menjaga popularitas tersebut, Presiden Jokowi akhirnya mengambil kebijakan untuk menurunkan harga BBM,” tutup Nasef. (nf)