ChanelMuslim.com – Selain sektor kesehatan, sektor pangan turut terdampak pandemi Covid-19. Penguatan di sektor pangan tidak hanya dilakukan dalam bentuk pendistribusian pangan tetapi juga melibatkan petani dan buruh tani dalam program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia yang diresmikan di Desa Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Kamis (24/4).
Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin menerangkan, pandemik Covid-19 harus ditangani bersama agar tidak menciptakan bencana sosial yang lebih besar seperti kemiskinan dan kelaparan. Oleh sebab itu, instrumen pangan menjadi langkah penyelamatan utama dalam menghadapi Covid-19. Keterlibatan petani dalam program ketersediaan pangan di masa pandemi ini layaknya perjuangan para pahlawan medis di garda terdepan dalam menangani Covid-19.
“Pandemi Covid-19 adalah masa yang sulit bagi kita semua. Di tengah situasi seperti ini, jangan berdiam diri. Semua bisa berkontribusi, apa pun profesinya. Dokter, aparat keamanan, pekerja kemanusiaan, bahkan petani. Saat wabah menjalar luas seperti saat ini, umat sangat membutuhkan pangan. Para petani yang terus berkontribusi dalam penyediaan pangan tak berbeda jauh dengan elemen masyarakat lainnya yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi corona,” jelas Ahyudin.
Penyediaan pangan menjadi salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Namun lebih jauh dari itu, produsen pangan yang dalam hal ini adalah petani, juga perlu didukung agar pasokan pangan dalam bentuk beras tetap dapat dijamin ketersediaannya. Nantinya, beras yang dihasilkan akan didistribusikan melalui program Operasi Beras Gratis dan Operasi Pangan Gratis.
[gambar1]
Hadirnya program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia melengkapi lini program pangan ACT lainnya untuk penanganan dampak Covid-19. Selain Operasi Pangan Gratis dan Operasi Beras Gratis yang sudah berjalan. Berbeda dengan program yang lainnya, target program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia adalah kelompok petani atau kelompok yang beraktivitas dalam kegiatan produksi pangan.
Masyarakat Produsen Pangan Indonesia dimaksudkan sebagai ikhtiar pemberdayaan petani saat pandemi Covid-19 dalam mewujudkan kemandirian pangan bangsa. Pada tahap awal, program ini akan menyasar ribuan petani dan ratusan huler di berbagai provinsi. Setiap petani akan diberi bantuan modal untuk memenuhi pengadaan sarana produksi (saprodi), seperti pupuk, benih, dan obat-obatan. Tidak hanya itu, beras-beras yang dipanen oleh para petani binaan ACT juga akan dibeli dengan harga terbaik.
“Dalam semangat ‘Bersama Selamatkan Bangsa’, ACT turut memberdayakan para petani demi menunjang ketersediaan pangan untuk masyarakat prasejahtera yang terdampak Covid-19. Tidak hanya distribusi pangan saja, kita sebagai bagian dari bangsa juga harus memperhatikan bagian hulu, yaitu produksi pangan. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang terbantu di masa sulit seperti saat ini, termasuk juga para petani,” imbuh Ahyudin
Dalam peluncuran program tersebut, Kepala Dinas Pangan Karawang Kadar Isman menyebutkan, ketersediaan beras memiliki surplus sebanyak 500 ribu ton untuk mendukung kebutuhan pangan bagi wilayah yang tidak memiliki sawah.
“Kebutuhan petani saat ini adalah potensi pasar agar ketahanan pangan Indonesia bisa diwujudkan. Tugas penyediaan pangan sesungguhnya tugas yang cukup berat karena kami harus menjaga ketersediaannya untuk masyarakat lokal dan masyarakat secara luas,” ujar Kadar Isman.
Para petani yang digandeng oleh ACT turut bahagia akan hadirnya program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia. Pasalnya, mereka butuh bantuan berupa modal untuk terus menghasilkan beras. Dengan bantuan ACT melalui program Masyarakat Produsen Pangan Indonesia, petani menjadi terbantu dalam modal panen, sehingga mampu menghasilkan pangan untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Ketua Kelompok Tani Karawang Dede Syamsudin.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Aksi Cepat Tanggap Ibnu Khajar mengajak para dermawan untuk turut andil dalam penyediaan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan termasuk juga pemberdayaan petani dan buruh tani.
“Tatkala pandemi ini membuat semua orang serba kesusahan, petani juga bertanya-tanya, siapakah pembeli beras mereka. Hari ini semua orang membutuhkan makanan dan beras, sayangnya kondisi ekonomi sebagian masyarakat tidak memungkinkan untuk membeli makanan. Kita ingin semangati semua pihak dengan baik. Petani sebagai pahlawan pangan Indonesia, jangan pernah lelah untuk menanam karena kita ingin mandiri secara pangan. Para dermawan, saatnya kita jadi bagian dari penyelamat bangsa lewat Masyarakat Produsen Pangan Indonesia,” tutup Ibnu Khajar.
Masyarakat dapat ikut bergabung dalam menciptakan ekosistem kedermawanan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan lewat indonesiadermawan.id/OperasiPanganGratis. Bersama selamatkan bangsa, sebarkan kepedulian seluas-luasnya. [Wnd/rls]