RAMADAN adalah waktu bagi keluarga untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an. Ayo kembali hidupkan tradisi beribadah bersama keluarga pada bulan suci ini.
Al-qur’an dalam kehidupan seorang muslim sangat penting. Al-qur’an adalah perkataan Allah Subhanahu wa taala yang diberikan kepada Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam untuk disyiarkan sebagai pedoman hidup umat manusia.
Allah secara teratur memberikan pengingat kepada kita untuk meninjau kembali hubungan kita dengan-Nya. Kali ini, dalam bulan Ramadan, Dia mengirimkan pengingat kepada seluruh umat Muslim di dunia.
Biasanya kita memiliki tradisi sendiri dalam keluarga dalam menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadan seperti buka puasa bersama, tilawah quran dan shalat tarawih berjamaah.
Mari kita memulai Ramadan dengan niat baru dan perubahan pola pikir.
“Bacalah oleh kalian al-qur’an. Karena ia (al-qur’an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim 804)
Baca Juga: Tren dan Peluang Bisnis Ramadan
Ramadan, Waktu Keluarga untuk Lebih Dekat dengan Al-Qur’an
Ramadan adalah bulan Al-Qur’an, inilah beberapa ide tentang apa yang harus kita lakukan selama bulan Ramadan.
1. Ini saatnya untuk mengkhatamkan bacaan al-qur’an
Tidak ada alasan untuk memulai tilawah al-qur’an dan mengkhatamkan. Gunakan Ramadan sebagai waktunya qur’an.
2. Melakukan kajian virtual
Menggunakan Google Hangouts (atau platform pertemuan virtual lainnya), kita bisa mempelajari tafsir surat tertentu bersama sahabat pengajian kita.
Kita bisa memaksimalkan kajian kita dengan baik. Mungkin membincangkan tentang beberapa ayat al-qur’an dan saling berbagi untuk merefleksikan perjalanan hidup.
Atau berbagi kisah tentang bagaimana suatu ayat al-qur’an mengubah kehidupan kita.
3. Mengulang-ulang hafalan surat al-qur’an yang mungkin sudah terlupa
Banyak dari kita yang lalai dalam menjaga hafalan surat-surat al-qur’an. Kurangnya disiplin atau kurangnya motivasi dalam menjaga hafalan adalah penyebab utama.
Lebih banyak ayat yang kita lupa dari pada yang kita hafal pada akhirnya.
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al Qamar:17).
Jadi, jika kita ingin al-qur’an menolong kita pada Hari Pengadilan, mintalah kepada Allah untuk memberi kita taufiknya dan mulailah mengulang-ulang hafalan.
4. Mengkaji al-qur’an bersama keluarga
Mengkaji al-qur’an bersama keluarga akan menjadi saat yang akan selalu diingat anak-anak.
Saling bercerita antara orang tua dan anak akan menguatkan ikatan dalam keluarga. Rumah-rumah kita akan dipenuhi dengan cahaya al-qur’an.
Semoga taufik dan hidayah Allah akan selalu bersama kita.
5. Memperbaiki bacaan al-qur’an
Dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Yang membaca al-qur’an dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat yang mulia.
Sedangkan yang membaca al-qur’an namun dia tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.” (HR. Al-Bukhari 4937, Muslim 244)
Belajar membaca dengan suara yang indah bukan hanya latihan vokal yang menyenangkan. Ini menyenangkan Allah, para malaikat dan orang lain di sekitar kita.
Kita mungkin tanpa terasa suka bergegas untuk menyelesaikan halaman kita hari ini. Kini saatnya meluangkan waktu dan menikmati ketenangan dalam bacaan yang tartil dan khusyu.
6. Membaca Qur’an Setelah Subuh
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Israa:78)
Jika sebagian besar orang tidur pada waktu Subuh, siapa yang menyaksikan bacaan al-qur’an kita? Jawabannya adalah para malaikat!
Membaca al-qur’an sehabis shalat subuh adalah tantangan tersendiri. Biasanya sehabis subuh, kita memilih untuk tidur kembali karena rasa kantuk setelah bangun sahur.
Sahabat Muslim, sebaiknya, jagalah al-qur’an untuk selalu berada di dekat kita dan segera memulai tilawah setelah kita selesai shalat dan berdoa. Semoga kantuk bisa kita kalahkan!
7. Shalat tarawih atau shalat malam di rumah
Hanya karena tarawih tidak lagi dilakukan berjamaah di masjid bukan berarti kita kehilangan shalat malam.
Banyak orang mungkin baru mengetahui bahwa tarawih baru dilakukan secara berjamaah saat kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu.
Untuk waktu yang lama, para sahabat melakukan shalat malam di bulan Ramadan sendirian di rumah masing-masing.
Jadi, mari kita ramaikan rumah kita dengan shalat malam berjamaah dengan keluarga. Jika kamu belum memiliki anggota keluarga lain, shalatlah sendirian. Jangan sampai terlewat.
Pada akhirnya, jangan sampai kita kehilangan semangat atau pahala Ramadan. Kita selalu bisa memulai untuk belajar agama dan menjadikan Ramadan kali ini paling bergengsi yang pernah kita miliki.
Ya Allah, izinkan kami hidup hingga bisa beribadah di bulan Ramadan, aamiin. [My/ind/aboutislam.net]