ChanelMuslim.com – Sungguh menyedihkan membaca kisah seorang jamaah haji yang sangat teringin menunaikan ibadah haji tetapi menuju kesana dengan cara yang kurang tepat. Meski dirinya sudah membayar mahal untuk sampai ke Tanah Suci dengan menggunakan visa kerja.
Berikut kisah yang dilaporkan Tim Media Center Haji Kementerian Agama dalam lamannya.
Jamaah non kuota atau yang disebut furoda masih mewarnai musim haji 1436 H/2015 M. Salah satunya sempat tersesat di Masjidil Haram lalu diantarkan petugas haji ke Kantor Urusan Haji Daker Makkah di daerah Syisya.
Bonari Hasanuddin (54), begitu pria itu mengaku saat ditanya identitasnya oleh petugas haji. Di pergelangan tangannya tidak ada gelang pengenal yang menunjukkan kalau Bonari adalah Jamaah furoda. Dia masih mengenakan pakaian ihram dan membawa tas selempang warna hijau. “Visa ‘umal (visa kerja-red). Bukan visa haji,” tuturnya, Selasa (22/09), dini hari.
Bonari yang mengaku berasal dari Kediri menceritakan dirinya pergi ke Semarang dengan menggunakan bus. Dari Semarang dia pergi ke Jakarta dengan pesawat lalu lanjut ke Jeddah bersama 16 orang Jamaah haji furoda lainnya. “Saya ikut saja sama travel,” tuturnya saat ditanya kenapa nekat berangkat walaupun visa yang diperolehnya bukan visa haji.
Total uang yang dikeluarkan Bonari Rp 112 juta untuk dia beserta istrinya. Namun belakangan istrinya terpaksa ditinggal karena tidak mendapat visa. Kelebihan uangnya tidak dikembalikan lagi ke Bonari, tak juga diberi living cost oleh agen travelnya.
Setelah menunggu 3 tahun, Bonari akhirnya bisa sampai di Makkah. Namun dia tidak ingat tinggal di penginapan apa dan di mana, yang Bonari tahu dia harus berbagi kamar dengan 5 orang kawannya dan tidur di kasur yang dihamparkan di karpet.
Sambil menunggu perwakilan travel Al Arafa Al Hukama yang membawanya, Bonari bercerita bagaimana dia bisa terpisah dari 3 kawannya usai umroh di Masjidil Haram. “Saya sa’i sudah selesai lantas cukur. Kita jalan sama-sama. Saya di depan. Kawan di belakang. Pas nengok belakang terus hilang, enggak ada. Saya cari bingung. Tengok terminal tak ada,” tuturnya.
Petugas yang menemukan Bonari mengantarkannya ke Kantor Daker. Butuh waktu kurang dari 4 jam sampai dia dijemput 3 orang dari biro travel tak berizin sekitar pukul 3 dini hari.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Makkah Letkol Jaetul Muchlis Basyir meminta kepada Rojali yang mewakili travel agar memperhatikan hak Jamaah yang dibawanya. Rojali mengaku membawa 36 orang Jamaah furoda untuk berhaji pada tahun ini. “Jangan sampai ditelantarkan. Berikan hak-haknya. Bapak ini sudah bayar mahal untuk bisa ke sini. Tolong dijaga baik-baik ya,” pesan Muchlis yang menemani Baroni dari datang sampai pergi.
Bonari tampak sumringah bertemu kawan-kawannya. Setelah pamit dia pergi sambil membawa pulang makanan cepat saji Albaik yang dari tadi belum disentuhnya.
Karena Bonari cs tidak berangkat melalui jalur resmi, maka mereka tidak mendapatkan hak-hak Jamaah haji pada umumnya.Mereka harus mencari sendiri penginapan, katering, dan transportasi sendiri.
Semoga mendapat ibroh dari kisah Bonari.(jwt/kemenag)