ChanelMuslim.com – Wakaf memang sesuatu yabg dahsyat dan akan senantiasa mengalir terus tanpa mengurangi harta wakaf tersebut. Jika kita sudah tahu bahwa wakaf sumur Usman Bin Affan hingga sekarang masih produktif dan menghasilkan. Ternyata ada juga wakaf seorang warga Indonesia yang sampai hari ini masih mengalir manfaatnya.
Seperti diberitakan oleh tim Media Center Haji Kementerian Agama bahwa setiap jamaah yang berangkat dari embarkasi Aceh (BTJ) akan mendapatkan tambahan 1200 riyal diluar uang tunai yang mereka terima dari Biaya Perjalanan Ibadah Haji sebesar Rp 1.500 riyal dari wakaf rumah dari Saudagar Aceh Habib Bugak Asyi yang diwakafkan 100 tahun lalu.
Rumah itu dikelola menjadi penginapan sehingga mendatangkan untung dan sebagian keuntungannya dikembalikan ke orang Aceh.
“1.200 Riyal ini manfaatkan sebaik-baiknya ya,” tutur Gubernur Aceh Zaini Abdullah saat menghadiri pembagian untuk kloter 8 embarkasi Aceh di penginapan 602, Makkah, Sabtu (19/09).
Zaini Abdullah meminta jamaah Aceh tidak silau dengan uang tambahan ini. Dia meminta saat ini jamaah fokus ke haji dahulu, setelah selesai ibadah barulah berbelanja oleh-oleh atau hal lainnya.
Abdul Latif Balthu sebagai perwakilan pengelola wakaf lalu membagi-bagikan uang tunai dan beberapa buku bacaan kepada para jamaah. Sebelumnya dia berpesan agar jamaah memperbanyak ibadah dan zikir. Jangan banyak melakukan hal seperti bicara yang tak ada manfaatnya.
Dia juga meminta jamaah mendoakan Habib Bugak Asyi agar diterima amal ibadahnya dan dimasukkan ke dalam surga. Total uang yang dibagikan ke jamaah yang berangkat dari embarkasi BTJ sebesar 3.860.400 riyal.
Setelah selesai membagi-bagikan uang tunai ke para jamaah, Abdul Latif Balthu menerangkan sudah membagi-bagikan uang ke jamaah Aceh sejak 13 tahun yang lalu. Sebenarnya wasiat Habib Bugak Asyi adalah memberikan rumahnya sebagai penginapan haji Aceh, namun karena terbentur regulasi haji, jamaah Aceh tidak bisa mendapatkan penginapannya sendiri dan sebagai kompensasinya adalah uang tunai itu.
Rumah Habib Bugak kala itu berada di samping Masjidil Haram. Karena ada perluasan Masjidil Haram maka hasil uang gusurannya dibelikan 4 penginapan baru yang letaknya masih di Makkah juga.
“Uangnya ditabung dulu dibawa pulang nanti baru dipikirkan mau dibuat apa,” tutur Wahidin asal Meulaboh.
“Saya mau beli mainan buat cucu. Tapi nanti habis puncak haji dulu,” tutur seorang jamaah perempuan.
Masya Allah, sebuah bukti nyata bahwa wakaf instrument jariyah yang akan terua mengalir abadi meski yang berwakaf sudah tiada.(jwt/ kemenag)