ChanelMuslim.com – Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, ayahnya sang tulang punggung keluarga sudah sakit-sakitan. Sementara ibunya juga tak dapat berbuat banyak. Hingga di usia ke 15 tahun, Ai Rahayu harus kehilangan ayahnya untuk selama-lamanya.
Kesedihannya pun bertambah karena ibundanya pun kerap sakit-sakitan. Namun beruntung akhirnya ia memiliki ayah sambung jelang kelulusan di sekolah menengah atas. Lepas SMA, Ai sempat bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya. Sebagai sulung dari 4 bersaudara Ai memiliki tanggung jawab untuk membantu adik-adiknya agar bisa sekolah.
Namun gajinya masih belum mampu membeli impiannya. Ia tak memiliki keterampilan yang mumpuni untuk hal itu. Ai mendapat kabar jika kawannya telah lulus dari Rumah Gemilang Indonesia dan sudah bekerja. Hal ini membuatnya ingin tahu lebih jauh tentang RGI, selama ini ia mencari sekolah gratis namun tak ia temukan.
Merasa sudah tua ia sempat mengurungkan niatnya untuk mendaftar di RGI. Ai mengaku gaptek tidak mungkin memilih jurusan aplikasi perkantoran, desain grafis, teknik komputer dan jaringan atau fotografi dan videografi. Sang kawan pun menyakinkan bahwa di RGI semua dimulai dari nol, tidak ada yang diistimewakan, sama-sama belajar. Sebelumnya Ai tidak pernah memegang mesin jahit bahkan untuk membuat pola pun ia tak mengerti. Namun setelah mulai belajar, Ai sangat tekun dan tidak mudah menyerah.
Semua kegelisahan dan rasa tidak percaya dirinya hilang, ia kembali menjemput impiannya melalui RGI. “Masya Allah, wah, di mana semua fasilitas di kasih, makan di kasih dalam segi pembelajarannya juga hebat. Saya tertarik karena di sini semi pesantren ilmu agama diajarkan. Saya pikir hanya area Jawa Barat saja ternyata santrinya ada yang berasal dari Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Aceh dan kota- kota juga. Luar biasanya itu kita satu Indonesia berkumpul di RGI," ujarnya.
Gerbang kesuksesan menanti di luar sana. Ia siap bersaing dengan pemuda-pemudi tangguh lainnya. Sang desain masa depan ini siap mengguncang dunia dengan karya-karyanya. [Wnd/rls]