ChanelMuslim.com – Anggota Legislatif DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi V, H. Heri Koswara, M.A. menyebutkan tiga tantangan terkini yang dihadapi oleh Provinsi Jawa Barat.
Masalah pertama, menurut Heri, adalah soal pendidikan. Berdasarkan Angka Partisipasi Kasar, tingkat partisipasi pemuda yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi sangat rendah, begitu pula yang menyelesaikan tingkat SMA yaitu sebanyak 25% dari total penduduk Jabar 63 juta jiwa.
“Untuk itu, kami memberikan solusi berupa dana bantuan pendidikan untuk pelajar SMA dan SMK Negeri di Provinsi Jawa Barat agar mereka bisa melanjutkan studi, minimal wajib belajar 12 tahun terpenuhi,” kata Heri dalam Reses kedua, Selasa (3/3/2020) di RM Joglo Kembar, Jatiluhur, Kota Bekasi.
Faktor putus sekolah yang terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Barat adalah dari segi biaya. Maka dari itu, Heri menilai, pemberian insentif ini akan memberikan semangat dan motivasi kepada para pelajar untuk menyelesaikan studinya. Selain itu, beban para orang tua juga berkurang karena adanya dana bantuan pendidikan sebesar Rp150 ribu hingga Rp190 ribu per siswa per bulan tersebut.
Heri mengungkapkan bahwa dirinya sedang menyosialisasikan keputusan Gubernur Provinsi Jawa Barat mengenai dana bantuan pendidikan tersebut kepada seluruh kepala sekolah SMA dan SMK Negeri dalam kesempatan resesnya.
Tantangan Jawa Barat selanjutnya adalah soal kesehatan. Heri menyoroti Indeks Pembangunan Pemuda di Jawa Barat yang begitu memprihatinkan, dari segi kesehatan, banyak pemuda yang abai dengan kesehatannya, misalnya dengan merokok. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa sebanyak 30 % pemuda di Jawa Barat aktif merokok.
Banyaknya iklan rokok bertebaran di Jawa Barat dianggap sebagai salah satu pemicu tingginya angka perokok aktif di daerah tersebut. Heri membandingkan dengan satu kota yaitu Surakarta, Solo yang walikotanya berani melarang iklan rokok di ruang publik.
“Waktu berkunjung ke Surakarta untuk membahas Perda Kota Ramah Anak, saya terkejut ternyata di sana kotanya bersih dari iklan rokok. Ini suatu political will seorang kepala daerah yang patut ditiru,” ujar Heri.
Bapak 3 anak itu berpendapat bahwa pemerintah daerah seharusnya memiliki ketegasan untuk melarang peredaran iklan rokok di jalan atau di ruang publik.
“Iklan rokok memang banyak menyumbang pendapatan daerah. Tapi kepala daerah mempunyai wewenang untuk melarang iklan rokok karena memperhatikan pembangunan pemuda di masa depan. Minimal peran serta pemerintah ada untuk pelarangan iklan rokok,” tambah Heri.
Persoalan ketiga yang dihadapi oleh Jawa Barat adalah masalah gender dan diskriminasi. Banyaknya kasus pernikahan dini di Jawa Barat, menurut Heri, terjadi di daerah Pantura.
“Banyak yang cepat dinikahkan tapi umur pernikahan juga tidak lama kemudian timbul masalah lain lagi,” ujar Bang Herkos.
Heri berharap, Jawa Barat yang dipimpin oleh seorang Gubernur dengan latar belakang arsitek tidak hanya melakuksn fokus pada pembangunan secara fisik seperti infrastruktur, smart city, taman terbuka, dan lain-lain tapi juga pembangunan manusianya lewat pendidikan yang berkualitas.[ind]