ChanelMuslim.com- Kamis pekan lalu mestinya menjadi hari yang paling menggembirakan untuk rakyat Tiongkok. Hari itulah mereka mengawali libur panjang di Tahun Baru Imlek. Mereka akan menghabiskan liburan itu bersama sanak keluarga di kampung halaman.
Namun, kenyataan tidak seperti yang mereka bayangkan. Justru di hari Kamis itu, tiba-tiba pemerintah Tiongkok langsung mengumumkan keadaan bahaya, khususnya di sebuah kota bernama Wuhan.
Kota berpenduduk 11 juta itu pun menjadi sorotan dunia. Sebuah virus jenis baru ditemukan di sana. Orang menyebutnya virus Corona Wuhan. Hampir seratus orang meninggal dunia, dan hampir seratus ribu terinfeksi virus itu.
Kebijakan keamanan yang begitu ketat terus diberlakukan di Wuhan. Semua transportasi umum dihentikan mendadak. Padahal, akses transportasi umum ini bisa dibilang berjangkau lebih besar dari kota besar mana pun di Amerika. Semua akses dari dan ke kota yang berada hampir di tengah wilayah negara Tiongkok ini pun ditutup.
Jutaan orang kini hidup terisolasi di Wuhan. Termasuk, hampir seratus mahasiswa Indonesia yang terjebak di kota ini. Koordinasi antara pemerintah Tiongkok, KBRI, pihak kampus, dan persatuan pelajar Indonesia terus dilakukan. Sejauh ini, belum ada laporan mahasiswa Indonesia yang terinfeksi virus mematikan itu.
Namun, mereka belum tahu hingga kapan kebijakan ketat keamanan Tiongkok ini berakhir. Upaya evakuasi sepertinya belum bisa dilakukan karena pihak Tiongkok masih menerapkan kebijakan isolasi untuk Wuhan.
Asal Mula Virus
Meski badan organisasi kesehatan dunia WHO mendesak pemerintah Tiongkok untuk mengumumkan hasil investigasi kasus ini, hingga kini belum ada tanda-tanda penjelasan soal itu. Dari mana virus itu berasal, dan yang lebih penting, bagaimana penyembuhannya.
Pasalnya, dilaporkan sudah 12 negara terdampak dari kasus virus Wuhan itu. Antara lain, Hongkong, Taiwan, Thailand, Malaysia, Amerika, Australia, Indonesia, dan lainnya.
Pihak pejabat kesehatan Tiongkok secara sementara menyebutkan bahwa virus itu berasal dari pasar hewan yang tidak biasa di Wuhan. Tidak biasa artinya bisnis makanan dari bahan olahan hewan tidak biasa dikonsumsi seperti kelelawar, ular, musang, srigala, dan lainnya.
Yang lebih parah dan diklaim sebagai sumber virus itu adalah pasar kuliner hewan tidak biasa yang dikonsumsi tanpa dimasak, alias masih dalam keadaan mentah.
Benarkah seperti itu? Keterangan sementara itu dikeluarkan pihak kesehatan Tiongkok sehari setelah kebijakan isolasi diberlakukan di Wuhan. Namun, masih belum menjelaskan secara spesifik tentang asal muasal dan bagaimana penyebaran virus mematikan itu.
Bahkan, sejumlah pihak seperti pejabat keamanan Israel menyebut bahwa virus Wuhan merupakan kebocoran produksi senjata biologis yang dilakukan oleh Tiongkok di kota itu.
Hal ini menurutnya sebagai pengulangan kasus virus Sars yang juga terjadi di Tiongkok pada November 2002. Saat itu, tidak kurang dari 800 orang tewas setelah terinfeksi virus itu.
Benarkah? Hingga kini, pemerintah Tiongkok belum memberikan keterangan hasil investigasi mereka. Tapi yang jelas, milyaran dolar Amerika telah melayang dari kantong Tiongkok di kasus virus Wuhan ini. Terutama dari sektor pariwisata. Sebagai perbandingan, pada kasus virus Sars 2002 lalu, kerugian mencapai 30 milyar dolar Amerika. Atau hampir sepertiga kas negara Indonesia.
Wuhan sebagai dampak eskalasi perang dagang Tiongkok AS?
Para pakar ekonomi dunia memprediksi bahwa pada tahun 2030, Tiongkok akan mengungguli Amerika dari segi pencapaian ekonomi. Inilah raksasa ekonomi baru yang bergerak begitu fantastis mengungguli negara barat mana pun.
Di tahun 60-an, saat Amerika mengklaim sudah mendaratkan pesawatnya di bulan, belum ada satu pun satelit Tiongkok yang mengangkasa. Tapi kini, persaingan teknologi Amerika dan Tiongkok sudah berada pada tingkatan yang sama. Bahkan dikabarkan, bukan sekadar satelit, pesawat antariksa Tiongkok sudah berhasil mendarat di bulan.
“Perang” dagang antara Amerika dan Tiongkok tak ayal memunculkan intrik-intrik yang berdampak pada persaingan persenjataan dan intelijen. Beberapa bulan lalu, pemerintah Amerika mengusir diplomat Tiongkok atas dugaan melakukan tindakan mata-mata.
Konflik semacam perang dingin juga merembet di kawasan laut Cina selatan. Ada semacam adu pengaruh antara Amerika dan Tiongkok di wilayah itu. Puncaknya, ketika Amerika dan Korea Selatan melakukan uji coba rudal di kawasan itu yang menghasilkan hubungan tegang antara Tiongkok dan Korsel hingga saat ini.
Saling balas manuver intelijen pun terus terjadi. Namun, tidak sampai pada titik pemutusan hubungan diplomatik antara kedua negara. Tidak sampai pada tingkat perang dingin yang pernah terjadi antara Amerika dengan Uni Sovyet di era tahun 80-an.
Kalimat yang bernada mengejek pun sempat dilontarkan Presiden Amerika, Donald Trump saat pertemuan pemimpin dunia di Swiss beberapa hari lalu. Menurutnya, kasus virus Wuhan tidak akan mengkhawatirkan Amerika.
“Hanya satu dari orang yang terinfeksi virus itu ditemukan di Amerika,” ujar Trump seperti diberitakan Washington Post.
Menariknya, hanya berselang 5 hari setelah merebaknya kasus virus Wuhan, sebuah kecelakaan pesawat helikopter terjadi di California, Amerika. Seorang legenda basket NBA, Kobe Bryant dan 8 orang lainnya dinyatakan tewas dalam kecelakaan itu. Hingga kini, belum ada indikasi sabotase dalam kecelakaan itu.
Kobe Bryant pernah berujar, Tiongkok merupakan negara keduanya setelah Amerika. Hal tersebut karena kunjungannya yang tidak kurang satu tahun sekali untuk menjumpai fansnya di negeri tirai bambu itu.
Rangkaian peristiwa tragis ini tidak tertutup kemungkinan mempunyai korelasi satu sama lain. Namun lagi-lagi, belum ada keterangan dari pihak resmi kedua negara tentang sebab peristiwa tragis itu.
Inikah merupakan rangkaian “perang” dagang yang menjadi “perang dingin” antara Amerika dan Tiongkok? Sulit mencari jawaban pasti tentang itu.
Yang pasti, jutaan orang yang tidak bersalah harus segera dilakukan evakuasi agar tidak tertular virus mematikan itu. Termasuk, mahasiswa Indonesia yang masih menanti keputusan evakuasi terhadap mereka. (Mh)