SALAH satu kebiasaan Rasulullah adalah bertakbir tiga kali ketika telah berada di atas kendaraan. Saat itu, kendaraan beliau adalah unta.
“Dan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma, ia berkata, ‘Bahwasanya apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah duduk tegak di atas untanya untuk keluar menuju suatu perjalanan, beliau bertakbir tiga kali. Kemudian beliau membaca, ‘Mahasuci Dia yang menundukkan semua ini bagi kami, sedangkan sebelumnya kami tidak sanggup menguasainya. Dan sungguh, kepada Tuhan kamilah kami akan kembali’.” (HR. Muslim)
Baca Juga: Syarat Kemenangan Menurut Hadis Rasulullah Muhammad
Bertakbir Tiga Kali ketika telah Berada di Atas Kendaraan
Kebetulan karena kendaraan yang dipakai Nabi adalah unta maka dalam hadits ini pun yang disebut hanya unta. Dan biasanya, apabila beliau sudah naik di atas unta serta duduk sempurna dalam posisi sudah siap berangkat, beliau bertakbir (membaca Allahu Akbar) sebanyak tiga kali.
Kemudian beliau membaca Subhaanalladzii Sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun.
Kita tidak bisa bertanya, kenapa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca takbir dan tidak membaca doa yang lain. Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang tahu.
Yang jelas, beliau memang selalu berdoa ketika akan melakukan sesuatu dan setelah melakukan sesuatu. Termasuk juga, pada saat sedang melakukan sesuatu aktivitas pun, beliau selalu ingat kepada Allah dan menyebut nama-Nya.
Biasanya, doa-doa beliau untuk suatu perbuatan saling berbeda antara satu dengan yang lainnya. Meskipun terkadang ada juga yang sama.
Tetapi sekalipun doa itu berbeda-beda lagi bermacam-macam, pasti ada keterkaitan antara doa tersebut dengan perbuatan yang dilakukan.
Ada berapa ibrah yang dapat dipetik dari takbir yang dibaca Nabi setelah duduk tegak di atas kendaraannya dan sebelum berangkat bepergian.
Pertama yaitu, takbir menunjukkan makna kebesaran Allah yang Mahabesar. Sementara kita ini sangatlah kecil di hadapan-Nya, dan binatang (kendaraan) yang dikendarai pun juga sangat kecil di mata Allah.
Kedua, pada saat berada di tengah-tengah perjalanan, manakala menyaksikan padang pasir yang sangat luas menghampar sejauh mata memandang, dan di kala melihat keindahan pemandangan yang sangat mengagumkan, akan tampak betapa kecilnya arti ini semua di hadapan Allah Yang Mahabesar.
Ketiga, ketika orang mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya yang mengecam keselamatan jiwa dalam perjalanannya, sesungguhnya ini semua sangatlah kecil artinya di hadapan Allah Yang Mahabesar dan dibanding siksa Allah yang jauh lebih pedih.
Keempat, kalimat takbir seorang hamba merupakan pengakuan terhadap kebesaran Allah Yang Mahabesar, sekaligus pengakuannya bahwa dia sangatlah membantu segala kesulitannya selama dalam perjalanan dan senantiasa memudahkannya dalam segala urusan.
Karena ini semua sangatlah kecil bagi Allah Yang Mahabesar. Bertakbir setelah duduk sempurna di atas kendaraan ketika hendak bepergian, tidak hanya berlaku untuk –kendaraan- unta saja. Akan tetapi juga berlaku bagi semua jenis kendaraan secara umum.
Baik itu kendaraan berupa binatang, seperti unta, sapi, kuda, keledai, gajah, atau binatang lain yang bisa dijadikan sebagai kendaraan. Atau kendaraan yang berupa non-binatang yang tidak bermesin, seperti perahu, becak, sepeda, dan yang sejenisnya. Ataupun kendaraan yang memakai mesin, seperti motor, mobil, kapal laut, kereta api, pesawat terbang, dan lain-lain.
Jadi, sebagaimana kebiasaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam apabila telah duduk sempurna di atas kendaraannya, maka seyogyanya jika kita telah duduk sempurna di atas kendaraan dan siap berangkat, hendaknya kita membaca takbir sebanyak tiga kali.
Kita Besarkan Allah yang Mahabesar, kemudian kita baca doa sebagaimana doa yang biasa dibaca Nabi, niscaya Dia akan menjaga kita dar masalah ‘besar’ selama dalam perjalanan. Dan Insya Allah, kita pun akan selamat sampai tujuan dikarenakan kebesaran–Nya. [Cms]
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)