ChanelMuslim.com – Musim haji sudah menjelang, pemerintah melalui Kementerian Agama terus bekerja agar tamu Allah bisa mudah melaksanakan ibadah haji di tanah suciz termasuk masalah pengurusan visa yang masih belum selesai akibatnya terjadi kemunduran waktu keberangkatan dan pesawat Garuda Indonesia yang membawa jamaah haji pun kena imbas dengan harus membayar denda.
Hingga kemarin, delapan pesawat yang mengangkut jamaah haji itu terkena penalti dari otoritas bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Penalti dijatuhkan akibat Garuda mendarat di luar slot (jatah) waktu pendaratan.
“Ada delapan pesawat kami yang terkena penalti. Terkait dendanya, sekitar 15.000 riyal setiap pesawat,” ujar Manager Operasional Garuda di Bandara Madinah, Saleh Nugraha, dalam siaran persnya.
Total jika delapan pesawat dendanya mencapai sekitar 120.000 riyal atau sekitar Rp452 juta, dengan kurs yang berlaku di Arab Saudi saat musim haji 1 riyal sama dengan sekitar Rp3.770.
Penalti ini akibat penerbangan jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama dari embarkasi Ujungpandang (UPG) 1 yang terbang 21 Agustus lalu terlambat berangkat (delay). Disusul tujuh penerbangan dari embarkasi Solo (SOC) juga terlambat berangkat. Keterlambatan ini karena jamaah yang seharusnya berangkat, ternyata di detik-detik akhir visa-nya belum keluar dari Kedubes Arab Saudi. Praktis ada puluhan kursi pesawat yang kosong.
Pihak embarkasi memutuskan mengisi kursi yang kosong dengan jamaah lain yang telah memiliki visa. Proses inilah yang memakan waktu, hingga akhirnya pesawat kena pinalti.
Di sisi lain, AMAA merupakan bandara baru, sehingga pelayannya berbeda dengan Bandara King Abul Aziz, Jeddah. “Kalau di Jeddah kami mendapatkan form yang kemudian diisi dan diserahkan. Selanjutnya kalau di-aprrove berarti kita tidak dapat denda, jadi jelas. Kalau di Madinah ini tidak ada form, dan kami langsung dikenakan penalti,” urainya.
Sedangkan pihak Saudi Airlines yang juga mengangkut jamaah haji asal Indonesia menyatakan tidak mendapatkan penalti.
“Kami tidak terkena penalti. Masih aman, Insyaallah,” terang staf operasional Saudi Arabian Airlines di Bandara Madinah, Febi Martawardaya. Saudi Airlines mengangkut jamaah dari empat embarkasi yakni Batam, Palembang, Surabaya dan Jakarta dengan 166 kloter.
“Kalau yang mendarat di Madinah separuhnya. Sisanya mendarat di Jeddah,” jelasnya.
Hal ini tentunya menjadi catatan penting bagi Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji ke depan.(jwt/kemenag)