ChanelMuslim.com – Tulisan ini bertentangan dengan hati nurani saya sebetulnya tapi saya ingin menyampaikan sesuatu.
Saat ini bertebaran pesantren dimana-mana. Banyak yang mengatakan bisa hafal 30 juz dalam setahun. Ada juga yang 15 juz. Meskipun rata-rata 30 juz.
Bisa nggak JIBBS/JIGSc, boarding kami, menjanjikan kayak gitu pada orang tua murid? Bisa saja. Sangat bisa. Kami memang menganjurkan anak-anak untuk menghafal sampai 30 juz. Walaupun tidak bisa memaksa setiap anak karena kemampuannya berbeda. Bahkan tidak semua anak hafalannya kuat. Sementara yang dihafal adalah benda baru buat mereka dan juga bukan their mother language.
Sangat susah menghafal, apalagi kebanyakan pesantren tidak ada metode yang ditetapkan. Anak-anak terjun bebas dan menghafal dengan gaya masing-masing. Guru hanya menyuruh menghafal tapi tidak tahu bagaimana cara menghafalnya. Selain pikiran bercabang 2 karena ada beban-beban akademik lain yang harus diikuti termasuk banyak ilmu agama lain yang harus diserap.
Beban menghafal bagi sebagian anak adalah beban tersendiri. Selain beban akademik dan beban psikologi seperti jatuh cinta, pubertas, konflik orang tua, peers etc. Belum lagi tuntutan orang tua yang bangga bila anaknya sudah mencapai sekian juz dan bangga bila mencapai 30 juz lalu selesai. Padahal menghafal itu madal hayah (seumur hidup). Selamanya diulang-ulang sampai mengelotok di kepala dan hal itu nggak mudah. Apalagi bila anak sudah kuliah dan kerja. Maka akan lebih susah untuk komitmen menghafal terus dan akhirnya membuat anak terbebani dengan gelar hafidz tapi lupa lagi.
Akan sangat mudah bila anak tersebut lahir dan ada di dunia pesantren yang ayah ibunya pun penghafal Alquran sehingga budaya menghafal dan kemudian melanjutkan menghafal kembali dari ayat pertama setelah hafal 30 juz. Mengulang hafalan (muroja’ah) dilakukan di rumah sehari-hari menghabiskan masa dengan menghafal dan menghafal. Bila budaya itu ada di rumah tak akan susah bagi seorang anak untuk menghafal sendirian atau mengulangi hafalan karena ada bantuan dari orang tua setelah lepas pesantren.
Keinginan orang tua untuk anaknya mendapat gelar hafiz 30 juz begitu besar. Mereka juga mendapatkan mahkota di surge. Hal itu membuat ada beberapa lembaga pendidikan yang bahkan menjanjikan anak hafal dalam waktu sebulan, tiga bulan hingga setahun. Terus terang sebagai pengelola saya juga tergoda untuk menerapkan metode itu. Tetap saya tidak mau membesarkan hati orang tua dengan anaknya mendapat gelar hafiz tapi tidak begitu hafal atau lupa lagi setelah hafal. Bahkan meninggalkan hafalan setelah cukup hafal.
Karena menghafal Alquran adalah kebahagiaan dan juga pekerjaan yang harusnya utama dan dilakukan sepanjang masa. Diulang-ulang terus dan tidak lepas tangannya dari Alquran. Tidak berhenti mulutnya komat-kamit muroja’ah.
Demikian saja khawatir menyinggung perasaan banyak orang tapi intinya;
1. Menghafal Alquran itu tidak mudah
2. Mungkin bisa anak menghafal sampai 30 juz tapi kalau diulang tidak hafal lagi
3. Jangan bebani anak dengan harapan hafal semua nanti anak jadi stres dan tak suka lagi dengan Alquran. Khawatir ada trauma tersendiri. Apalagi untuk sebuah pesantren yang juga memiliki beban-beban akademik dan beban lainnya yang harus dicapai serta lots of activity yang dilakukan agar anak tidak bosan dan jiwa keremajaannya tidak terpendam
4. Bila memang mau menghafal Alquran memang harus duduk dengan serius minimal 2-3 tahun tanpa belajar akademik lainnya tapi sanggup tidak orang tua melihat anaknya tidak ikut UN tahun ini tapi ikutnya 3 tahun lagi dengan anak yang usianya 2-3 tahun di bawahnya.
Konklusi, kita orang tua harus bijak terhadap tuntutan kita sendiri pada anak. Jangan sampai membuat anak tertekan. Message penting, yaitu menghafal selamanya bukan hanya di pesantren saja lebih baik sedikit tapi mutqin daripada banyak tapi lupa semua.
Dan tuntutan orang tua pada zaman sekarang ini akan membuat pengelola boarding akan menawarkan menghafal 30 juz. Kalau tidak mungkin boardingnya akan tutup. Lalu, bagaimana dengan kami di JIBBS dan JIGSc?
Jujur saya bingung antara harapan dan kenyataan. Hehe. Tapi saya siap sih boarding saya tutup kalau Allah menghendaki. Saya nggak bisa memberi harapan besar karena saya sulit menutupi hati nurani. Menghafal Alquran sampai 30 juz nggak mudah. Apalagi dengan tuntutan UN dan pelajaran akademik Nasional dan International. Maaf ya, Nak. Mam Fifi nggak mau kamu stres. I am really sorry. I do apologize.
Jadi, berapa pencapaian hafalan di JIBBS dan JiGSc?
Terus terang; SMP 10 Juz; 5 mutqin dan 5 tidak begitu, tergantung anaknya. Sedangkan SMU 30 juz; 10 mutqin dan 20 tidak begitu, tergantung anaknya. Kalau 30 juz mutqin (hafal sampai ngelotok) bisa nggak? Mungkin ada yang tanya kayak gini. Jawaban saya, “Ayuk ikut saya nginap di boarding sepekan. Kalian akan tahu jawabannya. Nuhun a lot.”
“Jagalah Al-Quran ini, demi zat yang jiwaku berada dalam tangan-Nya. Sesungguhnya dia lebih gampang terlepas daripada unta yang dilihat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Website:
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jakartaislamicschoolcom
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter: