ChanelMuslim.com- Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Tak seorang pun menyangka bahwa hari Lebaran 1 Syawal ini sebagai hari perpisahan Ustaz Syahrul Syah rahimahullah. Sebuah perpisahan untuk selamanya.
Syahrul Syah selama ini memang dikenal sebagai dai, khususnya di sekitar Jabodetabek. Beliau juga sering tampil di acara televisi untuk mengisi kajian Islam. Pembawaannya supel, kocak, lucu, tapi mengena.
Ustaz Syahrul Syah mampu membuat jamaah peserta kajian tersenyum bahkan terpingkal-pingkal dengan gaya pembawaan kajiannya. Namun, di akhir acara kajian, jamaah sontak bisa menangis saat beliau membawakan doa penutup.
Ayah tiga anak ini dipanggil Allah swt di saat hari yang semua orang bergembira, mensyukuri sebuah kemenangan melawan hawa nafsu. Sebuah momen yang begitu berkesan untuk setiap muslim di mana pun.
Di hari 1 Syawal kemarin itu, almarhum sedianya sedang bersiap-siap untuk mengisi khutbah Iedul Fitri di kawasan Jakarta Barat. Malam takbiran menjelang Subuh itu, beliau mengisi kesempatan hidupnya untuk berdekat-dekat dengan Yang Maha Mencintai.
Beliau sempat berujar kepada putera sulungnya, “Abi ke atas dulu mau qiyamul lail.”
Sedianya, ba’da Shalat Subuh, keduanya akan berangkat ke masjid tempat beliau berkhutbah. Ustaz Syahrul sebagai khatib dan putera sulung beliau, Fikri, mendapat tugas sebagai imam shalat.
Perjalanan dari tempat tinggal beliau di Cibubur Jawa Barat menuju lokasi masjid di Jakarta Barat dirasa cukup, tidak kepagian dan tidak kesiangan. Tidak heran jika di saat Sang Abi qiyamul lail, putera beliau menyiapkan segala sesuatunya di mobil untuk mereka berangkat ke masjid.
Setelah persiapan dirasa cukup, Fikri merasakan ada yang aneh dengan Abinya yang belum juga muncul. Fikri pun beranjak ke lantai atas untuk mengecek kesiapan Abinya untuk berangkat.
Fikri mendapati Abinya sedang duduk tahyat akhir. Tapi, dengan posisi agak aneh: badan yang agak condong ke belakang.
Fikri pun curiga kalau sesuatu telah terjadi dengan Abinya. Ia memeriksa lebih teliti. Dan ternyata, Abinya telah bukan saja berakhir dalam shalat qiyamul lailnya, melainkan juga berakhir dalam hidupnya di dunia yang fana ini.
Keluarga beliau sempat terkenang dengan sejumlah ucapan almarhum beberapa hari sebelum 1 Syawal kemarin itu. Ustaz Syahrul sempat menelepon orang tuanya yang tinggal di Tangerang Selatan Banten kalau ia kemungkinan tidak bisa hadir kesana.
Ketika ditanya kenapa, almarhum sempat berujar ringan, “Mau berenang, mau berenang di lautan yang luas.”
Dua hari sebelum 1 Syawal, beliau sempat membeli kaus kaki dan tas. Ketika isterinya bertanya kenapa membeli barang-barang itu begitu banyak. Ustaz Syahrul mengetakan, mau dibagikan ke orang banyak.
Beliau juga sempat mengatakan kalau ia begitu kangen dengan teman-teman lamanya. Antara lain dengan Ustaz Ibnu Jarir. Ingin rasakan beliau bertemu.
Dan ketika pertemuan yang beliau inginkan itu belum terwujud, Allah swt telah lebih dulu memanggilnya untuk melakukan pertemuan yang lain. Sebuah pertemuan sekaligus sebagai akhir yang teramat baik buat sosok Ustaz Syahrul Syah.
Selamat jalan, Ustaz. Semoga Allah swt. meridhai kita semua. Allahummagfirlahu warhamhu wa’afiihi wa’fu ‘anhu. Wagfirlana walahu. (mh)