Di sini mereka harus beradaptasi dengan lingkungan pengungsian yang jauh dari kelayakan. Hingga saat ini ada dua titik pengungsian Rohingya yaitu di Kota Langsa dan Bayeun, Aceh Timur, Provinsi Nangro Aceh Darussalam. Sebagai lembaga kemanusiaan yang telah beroperasi selama lebih dari dua dekade, Dompet Dhuafa turun tangan dalam membantu meringankan beban kehidupan pengungsi Rohingya di Aceh sejak awal kedatangan mereka.
Selain memberikan bantuan, Dompet Dhuafa juga membuat program School For Refugees. Program ini bertujuan untuk kompetensi keterampilan bagi masyarakat Rohingya. Adapun keterampilan itu berupa mengurus administrasi, kemampuan untuk bertahan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, serta sertifikasi. Program ini terus berlangsung hingga saat ini.
Informasi terkini tentang pengungsi Rohingya di Langsa yaitu rencana relokasi pengungsian ke Timbang Langsa, Kota Langsa. Relokasi dilakukan karena kondisi pengungsian di Langsa berada di tempat yang jauh dari layak. Pengungsi terpaksa tinggal di gudang pelabuhan dengan kondisi yang panas serta fasilitas yang kurang terjamin. Rencana relokasi semakin diperkuat dengan dikeluarkannya ijin tinggal sementara oleh pemerintah Indonesia selama satu tahun. Dengan adanya hal tersebut, maka tempat tinggal yang layak perlu disediakan.
“Ada sebanyak empat ratus pengungsi yang akan pindah ke tempat relokasi. Di tempat yang luasnya enam hektar ini akan ada berbagai fasilitas pendukung yaitu shelter, MCK umum, fasilitas pendidikan, taman bermain, klinik, serta meunasah atau mushola”, jelas Iskandar dari tim DMC DD ketika dihubungi via telepon pada Senin (3/8).
Dompet Dhuafa pun turut ambil bagian. Dompet Dhuafa akan berkontribusi dalam membangun fasilitas pendidikan dan meunasah.
“Target pembangunan direncanakan dua bulan sejak penandatanganan pakta integritas yang akan dilakukan pada Selasa esok”, tambah Iskandar.
Kegiatan Dompet Dhuafa di tempat pengungsian tidak lepas dari keikutsertaan relawan lokal. Sejak Juli lalu Dompet Dhuafa merekrut 25 relawan lokal yang berasal dari Kampus Cot Kala, Universitas Samudra (Unsam), Komunitas Solidaritas Dhuafa Aceh (KSDA), dan Komunitas Cinta Buku (Kocib). Dari jumlah tersebut, sepuluh orang di antaranya merupakan relawan khusus pendidikan. Sisanya dilibatkan dalam program lain sesuai dengan kemampuan masing-masing. (release DD)