NAMA lengkapnya Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib Al-Qurasyi Al-Hasyimi, biasa dipanggil Abu Husein dan masyhur dengan nama Zainal Abidin, karena ketaatan dan kebagusan ibadahnya. Ia juga biasa dipanggil dengan Ali Al-Ashghar untuk membedakannya dengan saudaranya, Ali Al-Akbar.
Ia dilahirkan di Madinah tahun 38 H. Ia ikut bersama ayahnya dalam peristiwa Karbala. Saat itu, ia sedang sakit sehingga pasukan Al-Hajjaj Ats-Tsaqafi tidak mengganggunya.
Ia adalah sosok yang terkenal bersahaja dan wira’i.
Ia secara rahasia menafkahi 100 keluarga di kota Madinah. Informasi ini tidak diketahui khalayak umum kecuali setelah ia meninggal.
Baca Juga: Mulai 7 September Warga Indonesia Dilarang Masuk ke Malaysia
Zainal Abidin Menafkahi 100 Keluarga di Madinah
Setiap kali ia berwudhu’, maka warna kulitnya berubah menjadi kuning. Suatu ketika keluarganya bertanya, “Mengapa hal itu selalu terjadi di saat Anda berwudhu’?” Ia menjawab, “Tidakkah kalian tahu di hadapan siapa aku hendak berdiri?!”
Ia meriwayatkan hadis dari ayahnya, Husein, dari Shafiyyah, Ummul Mukminin, dari Ibnu Abbas, dan Ummu Salamah.
Di antara perawi yang meriwayatkan hadis darinya adalah anak-anaknya, Az-Zuhri, Amr bin Dinar, dan Hisyam bin Urwah.
Para ulama sepakat bahwa ia adalah sosok yang mulia dan tsiqah.
Husein tidak memiliki keturunan kecuali dari jalur Zainal Abidin.
Tentang Zainal Abidin, Az-Zuhri pernah berkata, “Aku belum pernah melihat orang Quraisy yang lebih utama dan lebih pandai terhadap ajaran agama dari dia.”
Ia pernah mengatakan, “Ya Allah, janganlah Engkau tundukkan aku kepada hawa nafsuku, sehingga aku lemah menghadapinya; dan janganlah Engkau tundukkan aku kepada makhluk, sehingga mereka menelantarkanku.”
Ia meninggal di Madinah tahun 94 H dan jasadnya dimakamkan di makam pamannya, Hasan bin Ali.
(Sumber: Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Pustaka Al-Kautsar)