ChanelMuslim – Bersama Deputi Direktur YBM PLN, Salman Al Farisi dan YBM Cabang Lombok, Zahrul mengunjungi Wisata Kerajinan Rumah Tenun Khas Kerajinan Setanggor, Sri Handayani, Senin (25/12/2018).
Sri Handayani menyapa kami ramah saat bertemu dengannya. Perajin tenun itu terlihat akrab dengan YBM PLN Lombok, Zahrul.
Kebetulan Zahrul merupakan amil YBM PLN Lombok yang memberikan beasiswa kuliah di universitas saat Sri semester lima.
Sri merupakan alumni beasiswa pertama dari YBM PLN yang merasakan manfaat. Bukan hanya lulus dari jurusan ekonomi syariah, ia juga mendirikan Rumah Tenun Khas Kerajinan Setanggor.
Sri mengaku di tahun 2013 ia memulai usaha menenun kain songket Lombok. Alasannya saat itu, tenun Lombok sedang digemari oleh wisatawan. Kesempatan itu nggak disia-siakan olehnya
Di saat itu juga ia mengambil jurusan ekonomi syariah. Setiap minggu pagi, ia sudah di Car Free Day Lombok, Udayana, menjajakan hasil uang kerajinan songketnya.
Tahun 2015, Sri menerima beasiswa dari YBM PLN. Uang yang diterima dari beasiswa, sebagian digunakan untuk membeli benang dan dipintal menjadi songket.
Kepintaran Sri ternyata bukan di akademis saja, tetapi juga dalam mengelola keuangan. Buktinya ia bisa membagi uang beasiswa dengan menenun songketnya hingga lulus kuliah.
[gambar1]
"Saya bagi itu uang beasiswa. Bayar kuliah, sisanya buat usaha beli benang,"katanya.
Sudah lima tahun Sri menenun songket dan menghasilkan omzet ratusan juta rupiah. Melihat perkembangan Sri dari mendapat beasiswa hingga bisa menghasilkan pendapatan sendiri, dari alasan itulah YBM PLN mengunjungi Rumah Tenun Khas Kerajinan Setanggor untuk memberikan bantuan usaha.
Pemberian bantuan usaha tersebut juga atas penawaran istri pelaut ini kepada YBM PLN karena usahanya sudah berkembang. Mulai dari mengerjakan sendiri hingga mampun membuat satu desanya berkarya.
Berkembangnya usaha Sri, karena ia mengkaryakan ibu-ibu paruh baya di desanya dengan cara ikut menenun sepertinya. Melalui UKM Shezee Tenun yang dirintisnya, kini sudah ratusan ibu paruh baya dan anak-anak muda ikut menenun. Sri hanya memberikan modal benang kepada mereka untuk membuat kain. Setelah jadi, kain itu akan dibayar Sri dan dijual olehnya.
"Yang penting mereka buat kain dulu, ketika selesai kainnya, saya yang bantu jual. Untungnya baru dikurangi dengan modal benang yang telah diambil. Saya putar lagi jadi modal benang mereka lagi, begitu seterusnya. Rata-rata mereka sudah dapat penghasilan tambahan 700 ribu setiap bulannya. Lumayan kan, bisa dikerjakan di sela-sela waktu mereka bertani di sawah"
Sederhana prinsip Sri, ia memberikan benang tenun kepada Ibu-ibu di desanya, bayarnya bisa belakangan. Tapi itulah yang menjadi pemantik asa orang lain di desanya agar tetap punya penghasilan tambahan demi menyekolahkan anak-anaknya. Berkat perkembangan usahanya, YBM PLN memberikan modal usaha senilai 25 juta rupiah kepada Sri.
Di acara penyerahan penyaluran, Sri sempat memberikan kain songketnya kepada Komisaris Utama PLN Ilya Avianti. Perempuan nomor satu PLN itu sempat memberikan semangat kepada Sri agar terus berkarya.
Bagi Sri, menenun bukan sekedar hobi atau bisnis. Tetapi untuk melestarikan tenun lombok yang hampir punah.
"Anak-anak saya sekarang sudah bisa menenun. Insya Alloh saya akan tetap menenun dan tidak akan akan saya biarkan, tenun lombok punah,"pungkasnya. (Ilham)