ChanelMuslim.com – Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, dr. Sudirman menjelaskan kronologi bayi Danisha yang meninggal. Menurutnya saat datang ke RSUD bayi tersebut sudah dalam keadaan kritis.
"Datang hari Rabu pagi (14/11/2018), sekitar pukul tujuh atau delapan. Dia kejang-kejang, nggak sadar."katanya saat ditemui ChanelMuslim.com.
Saat masuk Instalasi Gawat Darurat, kata dr. Sudirman, sudah diterima oleh dokter jaga.
"Ini biasa prosedural. Dokter jaga saat itu mengusulkan untuk dibawa ke dokter spesialis anak. Setelah itu, dokter spesialis anak langsung memeriksa Danisha. Kemudian memberikan instruksi dan dicatat di rekam medis. Salah satunya harus segera dimasukan ke ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit).
Kami, kata dr. Sudirman langsung memberikan infus dua jalur, terapi dan antibiotik lain.
"Menurut dokter yang menanganinya terjadi radang selaput otak dan shock sepsis atau kondisi berat yang menjalar ke seluruh tubuh. Shock kan kekurangan cairan dan zat-zat yang dibutuhkan tubuh. Diterapi dan direkomendasikan ke ruangan PICU,"katanya menerangkan.
Namun, saat itu ruang PICU RSUD Kota Bekasi sedang penuh karena sudah memuat lima pasien.
"Ruangan PICU sebetulnya hanya memuat lima pasien tetapi saat itu sudah ditambah satu. Jika ditambah lagi, enggak memungkinkan,"katanya.
Karena itu kami menerangkan ke orangtua Danisha yaitu Amrullah dan Berti Yulianti mengenai kondisi PICU yang sudah penuh.
"Kami menyarankan untuk mencari rumah sakit lain agar Danisha dapat terobati. Bapaknya juga mau menghubungi rumah sakit persahabatan dan nggak dapat juga. Berjalannya waktu siang, sore sampai malam belum dapat juga. PICU kita belum ada yang kosong juga dan kondisi pasien semakin menurun,"katanya.
Saat itu, kedua orangtua mengeluh mengapa harus mencari PICU juga, kata dr. Sudirman, sebetulnya kita nggak menyuruh tetapi kalau keluarga membantu.
"Secara prosedural, RSUD Kota Bekasi tidak diam begitu saja. Kami turut mencari lewat whatsapp grup rumah sakit, menghubungi lewat telepon. Namun, masih tidak membuahkan hasil,"katanya.
Jadi secara prosedural medis, kata dr. Sudirman sudah dilakukan. Dari spesialis anak sudah melakukan tindakan hingga pencarian ruangan PICU.
Meski demikian, dr. Chabullah, mengakui RSUD Kota Bekasi memang kekurangan ruang PICU.
"Kami akui ruang PICU RSUD Kota Bekasi selalu penuh. Padahal kami sudah tambah mencapai 5 ruangan," katanya.
Menurutnya, mungkin karena masyarakat semakin sadar akan kesehatan dan selalu memeriksakan ke rumah sakit,"katanya.
Apalagi ruangan yang paling banyak ada di RSUD Kota Bekasi.
"Karena rumah sakit lain, rata-rata hanya mempunyai tiga atau empat ruangan. Jika mereka penuh selalu dioper ke sini,"tambahnya.
Diketahui bayi berusia 13 bulan yang meninggal di RSUD Kota Bekasi, bernama Danisha Tsania Nur Afifah, Kamis (15/11/2018). Menurut kedua orangtua korban, Danisha merasa ditelantarkan oleh RSUD Kota Bekasi karena ruangan PICU Penuh. RSUD Kota Bekasi juga sudah berusaha menghubungi kedua orangtua Danisha melalui tetangganya.
"Kami sudah menghubungi tapi sampai saat ini belum ada tanggapan lagi oleh mereka,"pungkasnya. (Ilham)