ChanelMuslim.com – DPRD Jawa Barat meminta Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi (KPAP) Jabar menindaklanjuti dan menjadikan perhatian atas temuan ribuan remaja Gay di Kabupaten Bekasi.
“Saya sudah meminta KPA Provinsi Jabar untuk menjadikan perhatian atas temuan ribuan penyimpangan seks remaja di Kabupaten Bekasi,” kata Ketua Komisi I DPRD Jabar, H.Syahrir,SE, dihubungi ChanelMuslim.com, Ahad (11/11/2018).
Menurut politisi Gerindra, Syahrir telah meminta KPA Provinsi segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Barat.
“Saya sudah sampaikan kepada KPA Provinsi agar kasus ini menjadi perhatian kita di Jabar dan segera berkoordinasi dengan Pemda-Pemda,” kata Syahrir.
Menanggapil hal tersebut, Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi (KPAP) Jabar, Iman Tedjarachmana, menyatakan salah satu tugas Komisi Penanggulangan AID sesuai Permendagri 20/2007 adalah mengkoordinasi upaya penanggulangan hiv-aids di daerah.
“Salah satu program kerjanya adalan melakukan pemantauan jumlah populasi kunci terdampak dan kelompok LSL (laki-laki seks laki-laki) adalah salah satunya. Hasil pemetaan yang dilakukan melalui jejaring KPAP pada Desember 2017 pada kelompok LSL di Kabupaten Bekasi yang tervalidasi ada 1.770 LSL yang terpetakan di 77 hotspot,” kata Iman dikonfirmasi ChanelMuslim.com.
Menurut Iman, sepanjang pengetahuan KPAP adalah sulit mendata jumlah LSL jika tanpa jaringan. “Mendata kelompok Gay jauh lebih sulit, karena Gay berbeda dan lebih kompleks dari LSL,” tuturnya.
Terkait jumlah Gay yang dilansir KPAD Kabupaten Bekasi, KPAP Jabar tidak bisa menilainya. “Kami tidak bisa menilai, karena kami tidak mengetahui metoda perhitungan yang dilakukan KPAD Kabupaten Bekasi serta jejaring mana yang digunakan,” ungkapnya.
Sepanjang yang kami ketahui sambung Iman, jejaring yang selama ini melakukan penjangkauan terhadap kelompok LSL dan atau Gay adalah mereka yang berjejaring dengan KPAP.
“KPAP sendiri telah meluncurkan layanan pendampingan online agar kelompok ini bisa curhat tentang masalah seksualitas mereka dengan nyaman karena kerahasiannya terjamin,” ujarnya.
Iman menyatakan, pendampingan ini dilkukan oleh pendamping-pendamping berpengalaman secara gratis dengan layanan yang bisa diakses melalui WA di nomor 0878-9789-8333.
“Sudah seharusnya kita menyikapi hal ini secara tepat untuk merangkul mereka dan memberikan pengetahuan komprehensif mengenai prilaku seksual yang beresiko ini,” pungkas Iman.
Seperti diwartakan sebelumnya, Komisioner Bidang Kesehatan dan Narkoba KPAD Kabupaten Bekasi, Muh Rojak, mengakui pihaknya secara tidak sengaja menemukan dan mendata sekitar 4.000 orang memiliki kecenderungan hubungan seks sejenis atau homoseksual (gay) di Kabupaten Bekasi.
“Setelah terjadi kasus di Garut. Pihak kepolisian juga menelusuri sampai ke Karawang, ternyata anggota grup LGBT di sini lebih banyak dibandingkan d Garut,” kata Muh Rozak pada Diskusi Publik “Darurat Pornografi Sasar Kalangan Pelajar Bekasi” bersama Komunitas Media Online Indonesia (Komodo) di Perumnas 3, Arenjaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kamis 8 Nopember 2018 malam.
Dikatakannya, setelah penemuan tersebut Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya melaporkan ke KPAD Kabupaten Bekasi banyaknya remaja terlibat dalam grup tersebut.
“Dalam laporan dari kepolisian tersebut ditemukan 4.000 gay yang terdiri dari remaja dan dewasa. Mereka berasal dari daerah Kabupaten Bekasi dalam grup tersebut. Bukan hanya Gay di Karawang yang bergabung, tetapi juga daerah Cikarang dan Bekasi,” ungkapnya. (Ilham)