Oleh: Pambudi Sunarsihanto
ChanelMuslim.com-Hari itu saya sedang beristirahat dan bersantai di tepi telaga Sarangan. Tetapi meskipun saya berada di tempat yang sangat sepi, saya beruntung bisa berdiskusi tentang pendidikan anak, melalui WhatsApps dengan seorang sahabat saya.
Sebut saja namanya Arini, seorang teman seangkatan saya dari ITB. Anak Arini mengambil jalur pendidikan dari Pondok Pesantren Gontor, kemudian mengambil S-1 dan S-2 di Malaysia dengan beasiswa di bidang Finance. Dan tahun depan dia sedang berjuang untuk mendapatkan beasiswanya ke Jepang (S-3 Finance). Wow!
Kami mempunyai kesamaan pola dalam mendidik anak-anak kami. Anak saya sendiri bersekolah SMP dan SMA di Singapura, dan sekarang mendapatkan beasiswa di bidang Chemical Engineering di Amerika.
Meskipun kelihatannya Malaysia berbeda dengan Amerika (di mana mereka kuliah), dan tentu saja Pondok Gontor berbeda dengan Singapura (di mana mereka mendapatkan pendidikan menengah mereka), tetapi sebenarnya banyak sekali kesamaan dalam mendidik mereka.
Karena sebenarnya prestasi akademis itu adalah bungkus luarnya saja, atau mungkin puncak dari gunung es (the top of the iceberg). Yang seringkali orang lupa adalah karakter kuat yang harus kita tumbuhkan di dalam diri anak-anak kita sebelum mereka mencapai prestasi mereka (semangat yang tinggi, rajin belajar, pekerja keras, pantang menyerah … dll).
Di sinilah kami memiliki kesamaan. Pertama: bagaimana kami harus membentuk karakter yang kuat dan seimbang. Kedua, bagaimana kami membantu anak-anak kami di masa-masa sulit mereka.
Kita bahas satu per satu.
Pertama, kami tidak mempercayai bahwa akademis adalah satu-satunya hal yang harus ditekankan pada anak-anak kita. Dunia berubah begitu cepat. Mereka harus mempunyai karakter yang kuat, agar mereka juga mempunyai “learning agility” (kemampuan mempelajari hal yang baru), serta stamina dan keseimbangan mental menghadapi persaingan yang makin lama makin ketat.
Jadi apa saja yang mereka butuhkan?
– Olahraga: menumbuhkan keinginan untuk mencapai yang terbaik dengan mematuhi peraturan yang berlaku (being competitive while respecting all the rules)
– Seni: menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru. Creativity and Innovation akan sangat dibutuhkan di masa depan
– Akademis: jelas tanpa prestasi akademis yang sulit, tentu saja akan sulit berkompetisi di masa depan
– Spiritual (agama), untuk membuat anak-anak kita selalu bersyukur terhadap apa yang mereka punyai dan mereka capai.
Keseimbangan dalam empat hal itulah yang sangat dibutuhkan anak-anak kita. Tanpa keseimbangan itu, mereka tidak akan mempunyai karakter yang kuat.
Itulah kenapa angka bunuh diri di kalangan remaja beberapa negara sangat tinggi. Itulah kenapa , ada sebuah negara di mana mereka cenderung mempunyai prestasi akademis yang tinggi, namun mereka jarang berinovasi (karena penekanan akademis yang terlalu tinggi dan kurangnya pendidikan seni).
Tugas kita sebagai orang tua adalah membentuk karakter yang kuat dengan menyeimbangkan keempat hal di atas (akademis, olahraga, seni dan agama).
Terus bagaimana kita bisa membentuk karakter yang kuat pada anak-anak kita?
Kita ikuti lima rekomendasi di bawah ini ….
a) Build strong fondation for their characters
Pada saat anak-anak kita masih di usia dini, mari kita membentuk karakter yang tangguh dan seimbang. Ini sama pentingnya dengan memacu prestasi akademis.
Jangan sampai anak Anda mempunyai prestasi akademis yang cemerlang tetapi tanpa kepribadian yang kuat. Ini yang membuat beberapa mahasiswa yang lulus dengan IP tinggi tapi ternyata tidak mampu mencapai karier yang pesat berkembang.
b) Create a balance of academic, sport, art and spiritual.
Kuatkan fondasi karakter mereka dari segi olahraga, seni, agama dan (tentu saja) akademisnya.
Keempat hal itu harus seimbang. Dan anak-anak Anda akan membutuhkan itu semua dalam perkembangan ekonomi global yang menuntut Anda untuk cerdas, competitive, innovative dan tetap seimbang dalam life-style mereka.
c) Challenge them to build and reach their dreams
Menjadi orang tua bukan hanya mengiyakan apa yang mereka katakan. Kadangkala mereka sendiri tidak tahu atau tidak percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri. Challenge mereka untuk mencapai yang terbaik. Gantungkan cinta-cita mereka setinggi langit.
Jangan paksakan sesuatu ke mereka, Biarkan mereka memilih field yang mereka ingin tekuni. Tetapi setelah mereka pilih, challenge them to achieve their best.
d) Motivate, listen and help them
Perjalanan mereka mencapai cita-cita mereka akan berat. Motivasilah mereka. Dan mereka pasti akan menghadapi masalah di tengah jalan: beratnya masalah, kejenuhan, kebosanan dan kadang-kadang keputusasaan.
Anak Arini pernah ingin meninggalkan Gontor dan menjalankan sekolah normal di Bandung. Anak saya pernah menangis dan ingin keluar dari Singapura karena beratnya persaingan sekolah di sana.
Tugas kita bukanlah memarahi mereka atau mengkritik mereka. Tugas kita adalah mendengarkan, mengerti mereka, membantu mereka dan memotivasi mereka!
Show your unconditional love. Tell them you love them, no matter what the end result will be, as long as they do their best.
e) Lead them by examples
Last but not least, pendidikan dan pembentukan karakter yang terbaik itu bukan dengan kata-kata atau bentakan. Yang terbaik adalah dengan memberikan contoh dan teladan yang baik. Anda ingin anak Anda belajar, ya Anda harus belajar.
Anda ingin anak Anda berolahraga, ya Anda harus berolahraga…. etc … etc.
It is called “parenting by example”, yang jauh lebih efektif dibandingkan dengan sekadar kata-kata atau nasihat.[ind]