SETIAP orang tua umumnya berharap anak dapat tumbuh dengan kemampuan kognitif yang optimal sebagai bekal di masa depan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor genetik, namun faktor lingkungan, khususnya stimulasi yang tepat, juga memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan otak anak.
Stimulasi dapat dimulai sejak masa kehamilan.
Para ahli menyatakan bahwa pada usia kehamilan sekitar tiga bulan, janin telah memiliki kemampuan merasakan rangsangan.
Memasuki usia empat bulan, janin mulai mampu mendengar suara dari luar rahim.
Rangsangan suara tersebut berperan dalam mengaktifkan organ indera dan mendukung perkembangan fungsi otak.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pada usia kehamilan lima hingga enam bulan, bagian otak yang dikenal sebagai cerebral cortex, yang berfungsi dalam proses mengingat, memperhatikan, berpikir, serta memahami bahasa, telah berkembang dengan baik.
Oleh karena itu, pemberian rangsangan seperti musik pada masa ini dinilai bermanfaat.
Dikutip dari buku Aneka Makanan Minuman untuk Mencerdaskan Otak Bayi karya Anidya Kedasih, setelah anak lahir, stimulasi perkembangan otak perlu terus diberikan secara berkelanjutan.
Stimulasi tidak hanya difokuskan pada kecerdasan intelektual, tetapi juga mencakup kecerdasan emosional.
Cara Tepat Mengasah Perkembangan Otak Anak
Pada rentang usia anak, daya ingat cenderung berkembang pesat, sehingga periode ini menjadi waktu yang penting untuk menanamkan dasar pendidikan yang mendukung perkembangan kognitif dan pembentukan kepribadian.
Beberapa metode stimulasi yang umum dilakukan antara lain melalui musik, yang dipercaya dapat merangsang perkembangan otak, khususnya fungsi kreativitas dan kemampuan berpikir.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan nutrisi juga menjadi faktor penting.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi lengkap yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak.
Baca juga: Peran DHA dan AA dalam Mendukung Fungsi dan Perkembangan Otak
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan ASI dalam periode awal kehidupannya cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih baik.
ASI juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Permainan edukatif juga berkontribusi terhadap pengasahan kemampuan otak anak.
Berbagai jenis permainan, seperti puzzle, teka-teki, dan permainan strategi, diketahui dapat melatih kreativitas, kemampuan berpikir logis, serta pemecahan masalah.
Permainan semacam ini dapat menjadi sarana pembelajaran yang efektif apabila disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak.
Selain stimulasi melalui nutrisi dan permainan, orang tua juga berperan dalam mendorong anak untuk berpikir mandiri.
Memberikan ruang bagi anak untuk mengemukakan pendapat, memperhatikan minatnya, serta mengenalkan keterampilan baru dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan motivasi belajar.
Kebiasaan membaca dan kecintaan terhadap buku juga merupakan salah satu cara sederhana namun efektif dalam mendukung perkembangan kemampuan berpikir dan pengetahuan anak.[Sdz]





