PASIEN stroke sebenarnya masih memiliki peluang besar untuk pulih dan hidup normal kembali, asal mendapatkan penanganan yang tepat sejak awal.
Pemulihan stroke pada setiap orang akan berbeda-beda. Karena waktu terjadinya stroke sampai mendapatkan penanganan, masing-masing orang akan berbeda.
Prinsip utama dalam menangani stroke adalah time is brain. Artinya, semakin cepat seseorang mendapatkan pertolongan medis, semakin besar peluang sel-sel otak yang rusak bisa diselamatkan.
Begitu muncul gejala seperti wajah mencong, bicara pelo, atau kelemahan anggota gerak tubuh, jangan ditunggu. Segera bawa ke rumah sakit.
Baca juga: Enam Cara Mencegah Heat Stroke untuk Jemaah Haji
Penanganan Tepat Sejak Awal bisa Atasi Pasien Stroke Kembali Hidup Normal
Keterlambatan penanganan sering menjadi penyebab kondisi pasien memburuk. Padahal, jika stroke ditangani dalam waktu 3 hingga 4,5 jam pertama, kerusakan otak bisa diminimalkan, dan peluang pemulihan meningkat signifikan.
Setelah fase akut terlewati, pasien perlu menjalani program rehabilitasi secara konsisten. Terapi ini bisa dimulai secepat mungkin, bahkan saat pasien masih dirawat di rumah sakit.
Rehabilitasi bukan cuma soal latihan fisik, tapi mencakup terapi wicara, terapi okupasi, hingga konseling psikologis. Semua bertujuan membantu pasien kembali mandiri.
Otak manusia memiliki kemampuan luar biasa yang disebut neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk membentuk jalur saraf baru menggantikan yang rusak.
Dengan latihan berulang dan stimulasi yang tepat, otak bisa belajar ulang agar fungsi tubuh yang sempat hilang dapat pulih sebagian atau bahkan sepenuhnya.
Selain terapi medis, dukungan emosional dari keluarga berperan besar dalam proses pemulihan. Pasien yang mendapat dorongan positif cenderung lebih bersemangat menjalani terapi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kadang pasien kehilangan motivasi karena merasa tidak berdaya. Di sinilah peran keluarga penting, untuk memberi semangat dan memastikan pasien tidak berhenti di tengah jalan.
Keluarga juga perlu memahami bahwa pemulihan pasca-stroke tidak instan. Prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan, tergantung dari tingkat keparahan dan respons tubuh masing-masing pasien. Konsistensi dalam terapi menjadi kunci utama keberhasilan.
Meski peluang untuk pulih cukup besar, diingatkan bahwa pencegahan tetap jauh lebih baik. Menjaga tekanan darah, mengontrol gula darah, rutin berolahraga, dan berhenti merokok adalah langkah utama mencegah stroke berulang.
Dengan penanganan cepat, program rehabilitasi yang tepat, serta dukungan dari keluarga, pasien stroke bukan hanya bisa bertahan, tetapi juga bisa kembali hidup produktif dan bermakna. [Din]





