HUJAN itu rahmat Allah. Ada kesejukan, harapan, ketenangan, dan bahagia.
Hujan itu tidak turun di saat langit cerah. Hujan yang dinanti-nanti makhluk hidup di bumi turun setelah langit berwarna gelap, angin kencang, dan petir yang menggelegar.
Ada rasa takut di saat itu. Langit seperti menteror bumi dengan kilatan petir dan suaranya yang menggelegar.
Namun, di balik suasana menakutkan mendung yang gelap, akan datang hujan yang menuntaskan harapan. Hujan datang setelah mendung gelap dan petir yang menyambar.
**
Ada hal yang menakutkan di saat bayi akan datang. Sebuah pertarungan hidup dan mati menyergap di hati para ibu saat itu.
Semakin dekat sang bayi datang, suasana horor kian terasa. Ada teriakan ibu. Ada darah yang keluar membasahi bumi. Dan akhirnya, ada tangisan bayi yang kemudian menghapus suasana horor itu.
**
Inna ma’al ‘usri yusra. Fainna ma’al ‘usri yusra. Sungguh bersama kesukaran ada kemudahan. Maka sungguh bersama kesukaran ada kemudahan.
Begitu banyak harapan yang tiba tak lama setelah rasa putus asa hampir berkuasa. Di situlah sepertinya Allah Yang Maha Sayang tidak ingin hamba-hamba-Nya terjebak lama dalam ketidaknyamanan.
Seperti tidak ada jeda untuk berlama-lama menunggu. Bersama kesukaran ada kemudahan. Dua kali Allah subhanahu wata’ala menyebut itu dalam satu rangkaian ayat yang berurutan.
Seolah ada pesan dalam yang mestinya bisa ditangkap. Jangan pernah berputus asa. Jangan terkungkung dengan ‘gelap’nya hari ini, karena esok akan datang cerah.
Teruslah berdoa dan tetap bersemangat menyongsong hari esok yang lebih baik. [Mh]