SEPERTI apa harta yang manis dan indah? Sebelumnya, ada satu hal yang harus kita waspadai dalam kehidupan dunia ini, yaitu harta. Kita berlomba-lomba mencari harta dunia. Bekerja dari pagi hingga sore untuk menumpuknya seolah ketakutan harta itu akan habis dan kita tidak kebagian.
Baca Juga: Orang Miskin Tak Perlu Hartamu, Mereka Perlu Hatimu
Harta yang Manis dan Indah
Melakukan ibadah dengan pontang-panting. Subuh kesiangan. Shalat sunah, boro-boro. Jerat kehidupan materialis semakin mengikat keluarga-keluarga muslim.
Dari Abu Said Al Khudri ra ; “Pada suatu hari rasulullah saw duduk di atas mimbar dan kami duduk di sekitarnya. Lalu, beliau bersabda, “Yang paling aku khawatirkan atas kalian sepeninggalku nanti adalah kemewahan dan perhiasan dunia yang akan dibukakan Allah kepadamu.”
Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kebaikan dapat mendatangkan keburukan?” Nabi saw terdiam. Orang-orang mencela orang yang bertanya itu, “Apa urusanmu? Engkau berbicara kepada Nabi saw tapi beliau mendiamkanmu.’ Lalu kami melihat beliau (Nabi saw) sedang menerima wahyu.
Abu Said berkata, “Lalu beliau mengusap peluh dari dahinya dan berkata, “Mana orang yag bertanya?” seolah-olah beliau memuji orang itu. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya kebaikan yang tumbuh di musim semi itu ada yang dapat atau nyaris dapat membunuh, kecuali yang makan secukupnya.
Jika dia telah makan dan merasa kenyang, dia menghadap ke matahari, sehingga dia mudah untu membuang air kecil, lalu kemudian (dia ) makan lagi. Sesungguhnya harta itu indah dan manis. Maka, teman terbaik bagi seorang muslim adalah harta yang dia berikan kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang dalam perjalanan.” Atau seperti sabda beliau, “Orang yang mengambil harta tanpa hak, dia seperti orang yang makan namun tak pernah kenyang, dan harta itu akan menjadi saksi yang memberatkannya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)
Ada keluarga-keluarga yang Allah anugerahi dengan harta yang berlimpah. Namun keberkahan akan terus dirasakan jika ia hanya mengambil secukupnya untuk kebutuhan mereka dan sebagian hartanya diberikan pada orang-orang yang membutuhkan. Harta yang diberikan Allah malah menambah ketaatan bukan semakin melalaikan dari beribadah kepada Allah. [MAY/Cms]