INSPIRASI keteladanan keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yaitu ayah, ibu, dan anak kompak bersatu dalam kebaikan. Tegak di atas landasan Tauhid. Aqidah yang lurus.
Visioner dalam cita-cita, amal, dan doa. Sabar dan taat kepada Allah. Bekerja sama dalam kebaikan dan takwa. Produktif dalam kebajikan dan menebar manfaat.
Buah Kesabaran dan Ketaatan Keluarga Nabi Ibrahim
Lembah yang dulu gersang dan kering itu, kini menjadi negeri yang sejahtera. Biiznillah. Negeri itu menjadi pusat peradaban. Kota yang hidup 24 jam. Makkah al-Mukarramah. Kota Mekah yang dimuliakan.
Di tanah suci ini lahir Nabi terakhir. Manusia pilihan, mulia, dan ma’shum. Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Keturunan Nabi Ismail alaihissalam, putra Nabi Ibrahim alaihissalam dengan Ibunda Siti Hajar. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam lahir pada hari Senin, bulan Rabi’ul Awwal pada tahun gajah.
Disebut Tahun Gajah karena jumhur ulama sepakat kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bertepatan dengan kedatangan pasukan gajah yang dipimpin Raja Abrahah dari Yaman.
Pasukan ini akan menghancurkan Ka’bah. Perkiraan peristiwa itu terjadi pada tanggal 20 April Tahun 571 M. Wallahu a’lam.
Di Kota suci ini, mengalir air dari sumur yang sejak ribuan tahun lalu diminum oleh jutaan manusia dari seluruh dunia, namun tidak pernah kering. Itulah air zam zam.
Air yang sehat. Bisa langsung diminum. Dapat menjadi obat.
Disebut kota suci, karena kota Mekah hanya boleh dimasuki oleh kaum muslimin.
Baca Juga: Doa Nabi Ibrahim Setelah Meninggalkan Hajar dan Ismail
Inspirasi Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim Alaihissalam
Ingat air zam-zam, ingat perjuangan ibunda Siti Hajar bersama bayinya yang kehausan di sisi Ka’bah ketika itu. Bayi ini kelak menjadi seorang Nabi dan Rasul. Nabi Ismail ‘alaihissalam.
Negeri ini, Kota suci Makkah telah didoakan oleh Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Allah abadikan doanya dalam Al-Qur’an Surat Ibrāhīm (terj.):
{35}: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
{36}: “Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku,
dan barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
{37}: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,
Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.
{38}: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan;
dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.
{39}: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua-(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
{40}: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
{41}: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
Maha Benar Allah Yang Maha Agung.
Itulah sekelumit inspirasi keteladanan dari keluarga Nabi Ibrahim alaihissalam. Semoga Sahabat Muslim dapat mengambil hikmah dari kisah ini.
Catatan Ustazah Wiwi Wirianingsih di akun Facebook pada 23 Agustus 2018 pukul 17.28.[jwt/ind]