KONSELOR Keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institute, Cahyadi Takariawan menjelaskan mengenai rekening emosional dalam kehidupan pernikahan.
Sepasang suami istri sedang duduk di ruang keluarga. Sang suami asyik menonton pertandingan sepakbola melalui gadgetnya.
Sang istri sedang scroll berbagai tayangan Tiktok.
Mendadak sang istri menemukan sebuah berita di Tiktok, tentang seorang dokter yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pasien.
Sang istri segera memberitahukan hal itu kepada suami.
”Ini adalah dokter yang merawat aku saat dulu bed rest sepekan di rumah sakit. Betapa sedih mendengar berita ini. Dia dokter yang sangat baik”.
Mendengar curhat sang istri, ada beberapa pilihan sikap suami. Sederhananya, saya bagi dua saja.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pertama, sang suami meletakkan gadgetnya, mendekat dan bertanya kepada sang istri, “Apa yang terjadi padanya?” Sang istri akan segera bercerita panjang lebar tentang nasib buruk yang menimpa dokter tersebut.
Kedua, sang suami tetap fokus kepada gadgetnya, karena tidak mau ketinggalan momen dalam pertandingan sepakbola.
Ia tidak menjawab apapun, dan juga tidak menoleh atau mendekat kepada istri.
Maka sang istri merasa tidak dipedulikan, dan menganggap sang suami lebih mementingkan kesenangannya sendiri.
Dua sikap di atas, akan berpengaruh secara langsung terhadap kondisi “rekening emosional” sang istri.
Rekening Emosional dalam Kehidupan Pernikahan
Apa yang terjadi dengan “rekening emosional” sang istri atas dua sikap yang berbeda tersebut? Mari kita cermati.
John Gottman mengenalkan istilah the emotional bank account atau rekening bank emosional.
Ini adalah simpanan suasana emosional dalam diri seseorang.
Sebagaimana rekening bank pada umumnya, maka isi atau jumlah saldo dalam rekening emosional bisa bertambah, bisa tetap, dan bisa berkurang.
Saldo rekening emosional bisa surplus, bisa nol, dan bisa minus.
Baca juga: Harus ada Kedekatan Emosional
View this post on Instagram
Sikap pertama yang ditunjukkan suami (ia meletakkan gadgetnya, mendekat dan bertanya kepada istri tentang berita yang disampaikan) akan menambah saldo rekening emosional istri.
Tindakan itu ibarat menyetor sejumlah uang ke dalam rekening bank sang istri. Maka saldonya menjadi bertambah.
Sikap kedua yang ditunjukkan suami (ia tetap fokus menonton pertandingan sepakbola melalui gadget) akan mengurangi saldo rekening emosi istri.
Tindakan itu ibarat menarik sejumlah uang dari rekening bank sang istri. Maka saldonya menjadi berkurang.
Sebagaimana rekening bank, maka saldo nol bisa menjadi masalah dalam keuangan.
Sedangkan saldo negatif adalah zona bahaya yang harus dihindari.[Sdz]