MAX AMINI, seorang komedian Amerika, pernah bercerita begini dalam salah satu pertunjukannya:
“Tahukah kamu apa beda complete dengan finish? Jika kamu mendapatkan istri yang baik maka hidupmu complete (lengkap dan sempurna), tapi kalau kamu mendapatkan istri yang buruk karakternya maka hidupmu finish, hidupmu berakhir. Nah …jika istrimu buruk karakternya dan kamu juga sama buruknya, maka hidupmu complete finish (lengkap berakhirnya)!”
Walau yang ia sampaikan itu joke, tapi patut direnungkan oleh kita, sebagai suami istri.
Ketahuilah, setiap lelaki akan kuat juga didukung oleh istrinya yang baik, yang mendahulukan kewajiban daripada haknya.
Kewajiban istri adalah melayani suami secara lahiriah dan batiniah.
Sedang mendidik anak bukanlah kewajiban istri, tapi kewajiban bersama antara suami dan istri.
Jika seorang lelaki mendapatkan istri yang baik alias melaksanakan kewajibannya, ia akan tumbuh menjadi lelaki dewasa yang potensinya akan berkembang secara maksimal.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kebahagiaannya menjadi lengkap (complete) karena dilengkapi oleh istrinya.
Namun jika lelaki mendapatkan istri yang buruk alias lebih banyak menuntut haknya, tapi kurang memaksimalkan kewajibannya.
Kebahagiaan lelaki tersebut akan berakhir (finish).
Perlahan tapi pasti ia akan menjadi anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri).
Kenapa takut istri? Karena bukan dia yang memimpin istrinya.
Padahal lelaki diciptakan oleh Allah untuk menjadi pemimpin bagi istrinya.
“Laki-laki (suami) adalah pemimpin atas perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya” (QS. 4 ayat 34).
Mendahulukan Kewajiban bukan Mendahulukan Hak
Istri yang lebih pandai menuntut haknya, perlahan tapi pasti akan membuat suaminya minder, bahkan hilang kepercayaan dirinya, sehingga potensi hebat dalam dirinya tak berkembang secara maksimal.
Yang lebih ironis adalah ketika seorang lelaki menjadi suami yang buruk karena tidak melaksanakan kewajibannya (yakni memberi nafkah dan mendidik istrinya).
Lalu ia mendapatkan istri yang buruk juga, karena hanya bisa menuntut haknya, tapi abai melaksanakan kewajibannya (yakni melayani suaminya), maka lengkaplah sudah penderitaan antar suami istri tersebut.
Keduanya sama-sama berakhir kebahagiaannya (complete finish). “Rumahku surgaku”, berubah menjadi “rumahku nerakaku”.
Walau anak-anaknya mungkin sholih dan sholihah, tetapi tetap tak mampu mengisi ruang hampa dalam jiwanya karena mendapatkan pasangan yang buruk, yang lebih paham menuntut haknya daripada mendahulukan kewajibannya.
Baca juga: Sebaik-baik Pernikahan adalah yang Paling Mudah Pelaksanaannya
Itulah sebabnya di undangan pernikahan selalu dicantumkan ayat berikut sebagai pesan untuk sang pengantin baru dan para pengantin lama yang diundang bahwa “pasanganmu akan melengkapi kebahagiaanmu (dengan cinta kasihnya). Namun jika pasanganmu buruk, maka kebahagianmu akan berakhir”.
“Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah bahwa Dia menciptakan untukmu pasangan dari dirimu sendiri, agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dan Dia menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. 30 ayat 21).
Oleh sebab itu, berhentilah untuk mendahulukan menuntut hakmu, wahai engkau para suami dan istri.
Tapi lebih pandailah dan lebih ikhlaslah mendahulukan kewajibanmu terhadap pasanganmu.
Yakinlah! Bahwa apa yang engkau tanam itulah yang akan engkau tuai.
Jika engkau lebih sibuk melaksanakan kewajibanmu, maka engkau akan mendapatkan hakmu. Kebahagiaanmu menjadi lengkap (complete).
Namun jika engkau lebih pandai menuntut hakmu daripada mendahulukan kewajibanmu, maka engkau akan dituntut balik oleh pasanganmu tentang haknya yang engkau abaikan.
Terus menerus engkau dan pasanganmu akan saling menuntut, saling mengeluh, saling tak sabar dan saling tak bersyukur.
Maka pada saat itulah kebahagianmu benar-benar berakhir (complete finish).
“Hai manusia, kalian memiliki hak atas istri kalian, dan istri kalian memiliki hak atas kalian. Ingatlah, kalian harus selalu memperlakukan istri kalian dengan baik . Wanita itu lemah dan tidak dapat melindungi hak-haknya sendiri. Ketika kalian menikah, Allah menunjuk kalian sebagai wali amanat hak-hak tersebut.” (HR. An-Nasa’i).[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah