ChanelMuslim.com – Cara Allah Menjaga Agama Ini
“Al-Qur’an dan Hadits : Buku dan Guru”
Selama 3 hari perjalanan Jakarta – Semarang bersama anakku ini dipenuhi obrolan tentang beberapa hadits shahih Bukhari dan Muslim yang sedang dihafalnya dari Kitab Jam’u Shahihain Jilid 1 dan 2. Alhamdulillah.
Dimana saja ada kesempatan ngobrol ya ngobrol soal kisah, cerita, peristiwa atau nasihat Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Ketika dalam penerbangan Hlp-Smg , Basyir membacakan sebuah kisah tentang seorang yang ikut perang bersama Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam dan berhasil membunuh banyak musuh dalam pertempuran, kemudian orang ini terbunuh.
Seorang sahabat berkata kepada Nabi Muhammad saw :” Ya Rasulallah, orang ini mati syahid. Nabi bersabda :” Tidak”. Sahabat :”Mengapa ya Rasulallah ? Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam :”Karena ia telah mengambil lebih dulu 1 selimut hasil ghanimah tanpa sepengetahuanku (seizinku). Sesungguhnya selimutnya itu kelak akan memasukkannya ke dalam neraka “. Setelah mendengar hal itu, ada beberapa sahabat yang melakukan hal yang sama bersegera mengembalikannya kepada Rasulallah. Ada yang mengembalikan 2 selimut. Lalu Nabi saw bersabda :” ini selimut neraka” , ada yang mengembalikan perisai, Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda ;”Ini di neraka”. Lanjut sabda Nabi saw :”..kadang agama ini ditolong oleh orang yang fajir.”
Basyir menambahkan :”Ibu, kata Nabi Muhammad saw , pada masa lalu pada zaman Nabi-Nabi dan Rasul harta ghanimah ini tidak dibagikan, begitu selesai peperangan kemudian Allah menghanguskan harta tsb. Namun pada masa Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam, para sahabat bertanya bagaimana status harta rampasan perang itu.
Kemudian turunlah surat al-Anfal ayat 1 “Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah :” Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul**, sebab itu bertawakalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan ta’atilah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”
Saya termangu. Sebenarnya bukan hal baru mendengar penuturan Basyir semacam ini. Alhamdulillah sejak kecil kedua orang tua (semoga Allah merahmati keduanya), sudah memasukkan anak-anaknya ke madrasah hingga saya sering mendengar kisah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersama para sahabatnya.
Tapi selalu saja tiap kali mendengar kisah-kisah Baginda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam tidak pernah bosan dan selalu mendapat ‘sesuatu’ yang sulit diceritakan. Rasa cinta dan rindu untuk bertemu Kekasih Allah ini membuncah. Masya Allah.
Terbayang senyumnya Nabi saat bertemu para sahabatnya. Seolah beliau berada di depan. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad.
Saya bilang ke Basyir,: “Ibu sudah membaca kisah Nabi dalam banyak versi, salah satunya Sirah Nabawi karya Sa’id Ramadhan AlButhy, selalu menitikkan air mata. Membaca kisah Bi’ru Ma’unah pada tahun keempat hijrah dimana 70 sahabat ahli baca Al-Qur’an yang diutus oleh Rasulullah saw untuk mengajarkan tentang Islam kepada penduduk Najd atas permintaan Abu Barra tapi kemudian di tengah perjalanan para duta Islam ini dibunuh kecuali Ka’b bin Zaid yang masih hidup.”
Setelah peristiwa ini, Imam Bukhari menceritakan dari Anas bin Malik : ” Rasulullah qunut selama satu bulan ketika para qurra’ (ahli baca Al-Qur’an) itu terbunuh dan aku belum pernah melihat Rasulullah begitu berduka dibandingkan kejadian tersebut.”
Obrolan mengalir, tidak terasa pesawat mendarat di Ahmad Yani International Airport. Himmah tertidur di samping kanan saya.
Saya sampaikan ke Basyir, indahnya Islam. Ajaran Islam itu sempurna. Manusianya yang tidak sempurna, maka harus terus belajar, amalkan meski sedikit-sedikit, evaluasi , dan perbaiki , begitu seterusnya. Agar terarah, tertib, teratur, dan damai. Insya Allah husnul
Khatimah.
Bagaimana dalam kisah di atas dijelaskan tentang tidak boleh mengambil sesuatu/barang yang belum mendapat izin. Hubungannya langsung dengan kehidupan di akhirat.
Kesempurnaan Islam itu bisa diketahui dengan sering membaca Al-Qur’an dan memahami isinya dengan banyak baca hadits Rasulullah saw. Al-Qur’an adalah Buku dan Rasulullah saw adalah Guru. Lazimnya belajar tidak bisa hanya buku tanpa guru, atau belajar hanya dengan guru tanpa buku.
Lengkap, sempurna. Demikian yang dikatakan Aisyah Radhiyallahu Anha ketika ditanya bagaimana akhlak Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam “Kaana khuluquhul Qur’an” (Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an ).
—–
Ket.:
1. Obrolan pas lagi di bab peperangan bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Banyak Bab dalam kitab shahihain, mulai dari thaharah (bersuci), shalat, puasa, zakat, haji, mu’amalah , kepemimpinan, politik, perang, pernikahan, etc.
2.*Fajir (pendosa), maksudnya : orang tsb ikut berperang dan membantu kaum muslimin memenangkan pertempuran bahkan hingga gugur. Namun ia masuk neraka disebabkan mengambil ghanimah lebih dulu tanpa izin Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
3.**Berdasarkan ketentuan Allah dan RasulNya (Tafsir Depag).
Wallahu a’lam Bisshawwab.
Saya menyempatkan hadir pada malam haflah di kawasan Sentul pekan lalu. Ya Rabbi, lakal hamdu wa laka syukr. Ratusan anak-anak santri yang sedang menghafal Al-Qur’an dan sebagiannya juga menghafal hadits.
Barakallahu fiikum, My son dan semua anak Indonesia penjaga wahyu dan penghafal hadits.
Catatan Ustazah Wiwi Wirianingsih di akun Facebook pada Sabtu, 4 Agustus 2018 pukul 01.22