SAYUDI Prastopo ini berhasil tiba di Makkah setelah mengayuh sepeda selama kurang lebih tujuh bulan. Ia memulai perjalanannya pada Kamis, (16/11/2023) lalu hanya dengan mengandalkan peta buta dan kompas.
Pria asal Malang, Jawa Timur, Pak Sayudi Prastopo ini berhasil naik sepeda ke Mekkah. Sebelum menuju ke Makkah, Sayudi lebih dulu melakukan latihan rutin.
“Saya latihan selama 16 bulan mengelilingi pulau Jawa. Bentang Jawa, dari Ujung Kulon sampai Banyuwangi dengan perkiraan jarak 30 ribu kilometer. Perkiraan jarak Jakarta ke Makkah sekitar 27.000 kilometer,” ujar Pak Sayudi.
Baca juga: Keutamaan Umroh di Bulan Suci Ramadhan dan Persiapan Menuju Baitullah
Sayudi Prastopo, Pesepeda Asal Indonesia yang Berhasil Sampai di Mekkah
Dirinya menempuh perjalanan selama kurang lebih 7 bulan melintasi beberapa, seperti Malaysia, Thailand, Laos, China, Pakistan dan Qatar. Pak Sayudi berhasil tiba di Mekkah pada 7 Mei 2024.
Terdapat cerita menarik Pak Sayudi di balik perjalanannya menuju Mekkah, perjalanan menegangkan saat melewati negara Pakistan. Dirinya sempat menyaksikan bom bunuh diri hingga ditawari senjata api.
Sayudi berharap bisa berkesempatan melanjutkan perjalanannya lagi ke Makkah di tahun-tahun berikutnya.
Setelah melewati tujuh negara, tepat 7 Mei 2024, Sayudi tiba di Arab Saudi. Momen tibanya Sayudi berdekatan dengan masuknya musim haji.
Meskipun tiba jelang pelaksanaan ibadah haji, ia tak bisa melaksanakan rukun Islam kelima ini. Sebagian jemaah haji asal Indonesia telah tiba di Madinah.
Meskipun tiba di Saudi berdekatan dengan musim haji, tetapi Sayudi tidak diperbolehkan menunaikan haji. Alasannya karena visa yang ia kantongi adalah visa turis, bukan visa haji.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tapi, Sayudi tidak menutup diri untuk dapat melaksanakan haji. Dia mengaku jika Allah berkehendak maka semua bisa terjadi. Sayudi hanya tidak mau melanggar aturan pemerintah terkait visa haji.
Menurutnya, mengikuti aturan tersebut juga merupakan bagian dari upaya untuk mencari keridhaan Allah.
Selain itu, Sayudi menambahkan, ibadah haji itu adalah panggilan mulia dari Allah SWT. Panggilan mulia itu jangan dirusak oleh hawa nafsu. [Din]