SMART 171 selenggarakan sesi “Smart Class Ramadhan” yang menghadirkan Brother Yousef, warga asli Gaza, sebagai pembicara utama via telekonferensi Zoom (1/3), antusiasme audiens mencapai 88 peserta.
Yousef menjelaskan update terkini dari lapangan, tentang masyarakat setempat yang menjalani hari di tengah keterbatasan pasca Genosida yang menghancurkan Gaza.
Yousef merupakan jurnalis Gaza yang saat ini tinggal di pengungsian Gaza Utara.
Ia berkelakar tentang lupa rasanya Ramadan, sebab Ramadan di Gaza tidak lagi sama.
Bencana penjajah akibatkan kehilangan sanak saudara, kawan, hingga rusak bangunan.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pertemuan tarawih dan silaturahmi terlaksana di bawah sisa bangunan dengan potensi tinggi runtuh.
“Kamu tahu falafel? Makanan khas Palestina. Bagiku yang mengalami genosida, aku bosan dengan falafel. Karena setiap saat aku memakannya. Aku selalu ingin makan sayur atau susu, atau makanan lain”, ungkap Yousef dalam bahasa Inggris sembari memperlihatkan ekspresi riang.
Ramadhan Ceria di Gaza meski Terasa Kembali ke “Zaman Batu”
Baca juga: SMART 171 Salurkan Bantuan Musim Dingin untuk Pengungsi Suriah
Bersyukur Meski Kembali ke “Zaman Batu”
Ada satu penyampaian yang membuat peserta merasa haru. Pernyataan tentang bagaimana warga Gaza tetap bersyukur dan mencintai Tuhan meski ujian genosida membuat mereka seakan kembali ke “zaman batu”. Maknanya keadaan serba sulit dan terbatas.
“Mungkin saya terlihat bersemangat dan riang. Tapi percayalah kondisi kami sangat berat. Siapa pun tidak akan bisa merasakan apabila tidak di posisi kami. Meski begitu kenapa aku harus bersedih? Itu hanya akan menambah beban. Maka aku terus tersenyum karena yakin akan pahala besar dari Allah”.
Ucapannya ini berhasil mengharukan suasana zoom dengan feedback emoji tangis dari peserta.[Sdz]