TAKE for Granted. Aku mau cerita yaa. Tentang temanku yang suaminya baru pulang dari Medan.
Lalu, mereka punya rumah sebelahan dengan rumah ibunya hanya dibatasi sebuah kolam kecil, yah sebutlah empang dan ada jemuran juga dekat situ.
Ketika suaminya pulang, istrinya senang dong, dan ke-3 anaknya ngerubungin oleh-oleh. Lalu karena sudah sore, yang besar ke TPA, ngaji sore di mushola.
Si bungsu usia 2 tahun baru belajar jalan jauh, bolak balik sibuk sana sini.
Dikira tidur sore, maka istri menemani suami di dalam rumah dan menutup pintu.
Berjalanlah dengan santai dan percaya diri si kecil gemoy ke rumah neneknya di sebelah yang tadi aku ceritakan ada kolam kecilnya.
Tiba-tiba kakinya kesandung batu dan jatuh ke dalam kolam.
Baca juga: Upacara Pelantikan Student Leader dan Majelis Perwakilan SMP SMA JISc Tahun 2024/2025
Magrib sang suami mau ke Mushola, sekalian menjemput anak-anak dari TPA, dan melihat jemuran jatuh warna merah di kolam kecil, mau ngambil tapi sudah adzan.
Ya sudah, ambilnya nanti saja.
Sementara sang istri mengira anak kecilnya yang baru 2 tahun ada di rumah neneknya di sebelah rumah.
Jadi tenanglah si istri sholat magrib dan kemudian sambil menunggu suami dan anak-anaknya pulang dari mushola, dia mengolah makanan dengan terasi medan yang dibawa sang suami.
Tak lama, sang suami pulang dan lupa dengan jemuran yang jatuh ke kolam. Sudah gelap pula, tak ingat karena juga tak nampak.
Kemudian kakak disuruh ibu untuk jemput adik gemoy di rumah nenek.
Nenek terkejut, mengatakan si gemoy bungsu tak datang ke rumahnya.
Sekeluarga panik. Menyusuri seluruh halaman, dan menjeritlah ayah melihat jemuran merah yang jatuh di kolam adalah baju kaus anaknya dengan tubuh si anak di dalam baju sudah tidak bernyawa.
Take for Granted
Ahh, take for granted yang sangat parah.
Semuanya memudah-mudahkan. Dikira, bla bla bla. Saya fikir sama situ dan seterusnya. Ujung-ujungnya nyawa.
Hikmahnya: saya kalau bawa anak kecil lalu konvoi pergi keluar kota naik mobil 2-3 mobil, saya pastikan semua anak ikut mobil saya. Apabila ada anak yang mau main dan semobil dengan sepupunya, saya pastikan sudah di dalam mobil itu dan video call pastikan anak itu ada dalam mobil itu.
Apalagi kalau berhenti di restaurant atau pom bensin untuk ke toilet misalnya. Jangan sampai anak ketinggalan.
Jangan sampai dikira di mobil itu, lalu pengemudi mobil itu mengira anak di mobil kita. Akhirnya si anak malah ketinggalan di restaurant. Naudzubillah min dzalika.
Jangan take for granted, memudah-mudahkan. Biasanya memudah-mudahkan tuh karena malas … dan tidak tuntas.
Wallahu ‘alam
Cuma sepenggal cerita ketika mau beli tahu gejrot di pom bensin dekat tepian Sentul.
# Otw Jibbs (Jakarta Islamic Boys Boarding School) – mau ngajar anak anak speed reading.