NEGARA-negara Arab tergolong kaya dan punya kekuatan militer yang hebat. Tapi, kenapa mereka tidak membantu perjuangan rakyat Palestina?
Sebuah pertanyaan selalu menggelitik banyak pihak. Kenapa negara-negara Arab tidak membantu rakyat Palestina. Padahal, mereka kaya dan punya militer yang bagus.
Sebut saja negara-negara Arab tersebut adalah Mesir, Yordania, Lebanon, Irak, Uni Emirat Arab, dan tentu saja Arab Saudi. Bisa dibilang, tak satu pun dari negara-negara itu yang membantu.
Kalau pun ada serangan militer dari Lebanon ke Israel, yang berperang itu bukan pemerintah Lebanon. Melainkan milisi atau ormas: Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran. Dan Iran bukan negara Arab.
Perumpamaan dengan Keluarga yang Dirampok
Untuk memahami alasan kenapa Arab tidak membantu Palestina, mungkin perumpamaan berikut ini bisa membantu.
Bayangkan jika tetangga kita dirampok. Jumlah perampoknya banyak dan bersenjata lengkap.
Mungkin, kita tidak akan langsung menolong. Karena takut akan menjadi korban. Yang bisa dilakukan adalah menelepon polisi atau pihak keamanan.
Namun, bayangkan jika si tetangga itu adalah ayah ibu kita, atau kakak adik kita, atau paman bibi kita, dan lainnya. Hampir bisa dipastikan, kita akan nekat menolong mereka, meskipun akan ada risiko ikut menjadi korban.
Nah, begitulah apa yang dipersepsikan negara-negara Arab itu terhadap Palestina. Mereka tidak menganggap Palestina sebagai negeri saudara mereka. Tapi hanya sekadar negara tetangga.
Dari situ pula bisa dipahami kenapa justru negara-negara yang bukan Arab yang begitu bersemangat membantu. Di antaranya, Indonesia, Malaysia, Iran, dan lainnya. Hal ini karena negara-negara tersebut menilai bahwa Palestina adalah saudara mereka.
Tidak Ada Kepedulian
Negara-negara Arab bukan sekadar tidak mau membantu Palestina, tapi juga tidak menunjukkan kepedulian sama sekali. Hal ini ditandai dengan hubungan baik mereka dengan negara-negara yang ‘merampok’ Palestina.
Contohnya Arab Saudi, UEA, dan lain-lain. Negara-negara ini bukan hanya tidak mau membantu Palestina, tapi melakukan hubungan kerja sama dengan Israel dan Amerika. Terutama di bidang ekonomi dan pertahanan.
Kenapa nilai dolar Amerika begitu kuat padahal perekonomian negaranya tidak baik-baik saja? Di antara jawabannya, karena ditopang oleh penjualan minyak-minyak Arab. Semua negara itu menjual produk minyak mereka dengan mata uang dolar AS. Padahal, mereka punya mata uang sendiri.
Kalau diteliti lebih dalam lagi, kenapa Israel bisa punya persediaan bahan bakar melimpah, padahal tidak punya tambang minyak?
Hal ini karena lagi-lagi negara-negara Arablah yang memasok kebutuhan energi Israel.
Benar apa yang pernah diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi bersabda, “Hampir-hampir bangsa-bangsa (kafir) saling mengajak untuk memerangi kalian, sebagaimana orang-orang yang akan makan saling mengajak menuju piring hidangan besar.”
Seorang sahabat bertanya, “Apakah saat itu kita sedikit?”
Nabi menjawab, “Bahkan saat itu kalian banyak, tapi seperti buih. Allah menghilangkan rasa takut dari musuh terhadap kalian. Dan Allah akan menimpakan wahan (kelemahan) di dalam hati kalian.”
Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah wahan itu?”
Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Cinta dunia dan takut (risiko) kematian.” (HR. Abu Dawud) [Mh]