MELANJUTKAN halaman sebelumnya mengenai cara muslim memandang musibah.
C. Penyimpangan seksual
Allah berfirman tentang siksaan untuk kaum Nabi Luth ‘Alaihissalam:
إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ ، فَأَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ مُشْرِقِينَ ، فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ
“Sungguh mereka terombang-ambing dalam kemabukan mereka (kesesatan). Maka mereka dibinasakan oleh suara keras ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari sijjil.” (QS. Al-Hijr : 72-74).
Orang-orang liberal bertanya: “Kalau memang pelaku homo dan lesbi itu layak disiksa, kenapa sampai saat ini mereka tidak dihujani batu dr langit dan semisalnya ?” Ini pertanyaan yang keliru, apakah dikira penyakit kelamin atau Aids yang diderita mereka bukan sebuah hukuman dan siksa? Gambaran siksa harus sama dengan umat terdahulu, menunjukkan kaum “liberal” justru terjebak pada sikap tekstualis.
2. As Sabab Al Kauniy
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Yaitu sebab yang difaktori oleh tangan kotor manusia dan gejala yang sifatnya natural (Kauniyah) dan rasional. Ini pun diakui dalam Islam.
Sebagaimana ayat:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum, Ayat 41).
Banjir, memang reaksi dan bencana alam, tapi ada sebab rasional manusia, seperti penggundulan hutan, buang sampah sembarang, membuat pemukiman di daerah resapan air, dan sebagainya.
Bencana kemiskinan, ada sebab rasional manusia, baik peperangan, kemalasan, budaya korupsi, dan sebagainya.
Tsunami dan gempa memang perilaku alam, secara kauniyah benar adanya, semuanya tunduk pada-Nya.
Maka, meyakini hanya as sabab asy syar’iy saja, maka dikhawatirkan seseorang akan menjadi Jabbariyah, sekte yang menganggap manusia dan alam tidak ada peran, semuanya Allah yang lakukan secara langsung.
Cara Muslim Memandang Musibah (3)
Baca juga: Cara Muslim Memandang Musibah (2)
Kebalikannya, hanya meyakini as sabab al kauniy saja, maka dia akan menjadi Qadariyah, sebuah sekte yang menganggap Allah tidak ada peran sama sekali, semuanya adalah sebab dari manusia.
Dua sikap ini sama-sama ekstrim, dan keluar dari kebenaran.
Ibaratnya, yang satu meyakini orang kematian hanyalah karena takdir Allah saja, bukan karena dia sakit, atau kecelakaan, padahal faktanya memang ada sebab perantara yaitu sakit atau kecelakaan.
Akhirnya, mereka pun meremehkan pentingnya hidup sehat.
Sementara yang satu meyakini kematian itu adalah semata-mata sebab manusianya, bukan karena Allah mentakdirkan wafatnya, keduanya sama-sama keliru.
Yang benar adalah kematian bagian dari takdir Allah, dengan cara dia dibuat sakit, atau karena kecelakaan, karena kelalaiannya, dan sebab kauniyah tidak akan terjadi kecuali atas izin-Nya.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah