KAPAN waktu potong kuku sesuai sunnah? Ada sebuah pertanyaan tentang hal ini. -Saya ingin bertanya Ustaz tentang sunnah memotong kuku, ada yang mengatakan sunnahnya Senin, Kamis, Jumat.
Selain hari itu akan terkena musibah. Apakah benar demikian Ustaz?
Baca Juga: Maksud Larangan Memotong Kuku dan Rambut pada Bulan Dzulhijjah
Kapan Waktu Potong Kuku Sesuai Sunnah
Ustaz Farid Nu`man menjawab bahwa Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizahullah mengutip dari Imam As Sakhawiy, seorang pakar hadits, dan murid dari Imam Ibnu Hajar Rahimahullah:
لم يثبت في كيفيته ولا في تعيين يوم له عن النبي صلى الله عليه وسلم شيء.
Tidak ada yang shahih dari Nabi sedikit pun tentang tatacara menggunting kuku pada hari-hari tertentu.
Syaikh Abdullah Al Faqih mengatakan:
ولكن لم يصح عن النبي صلى الله عليه وسلم شيء في تحديد يوم معين لقص الأظفار من أيام الأسبوع فضلا عن أن من لم يفعل ذلك في هذا اليوم تعرض لحادث، بل هذا ممّا لا شك في بطلانه، وأنه لا تجوز نسبته إلى الشريعة.
Tetapi tidak ada yang Shahih sedikit pun dari Nabi ﷺ tentang pembatasan hari-hari tertentu untuk memotong kuku di hari-hari dalam sepekan.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 123792)
Namun, para ulama salaf menganjurkan memotongnya di hari Jumat.
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
وقد نص الشافعي والأصحاب رحمهم الله على أنه يستحب تقليم الأظفار والأخذ من هذه الشعور يوم الجمعة.
Imam Asy Syafi’iy dan para sahabatnya Rahimahumullah mengatakan bahwa hal yang disukai (Sunnah) memotong kuku dan rambut di hari Jumat.
(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/287)
Al Hafizh Ibnu Hajar Al’Asqalani Rahimahullah mengatakan:
وسئل أحمد عنه فقال يُسَنُّ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ قَبْلَ الزَّوَالِ وَعَنْهُ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَعَنْهُ يَتَخَيَّرُ وَهَذَا هُوَ الْمُعْتَمَدُ
Imam Ahmad di ltanya tentang hal itu, Beliau menjawab: “Disunnahkan memotongnya di hari Jumat sebelum tergelincir matahari,” dan riwayat darinya “pada hari Kamis”, dan riwayat darinya “bebas memilih”, dan inilah pendapat yang mu’tamad (resmi). (Fathul Bari, 1/346)
Dengan demikian, dalam masalah ini, dikembalikan kepada kondisi masing-masing orang dan kebutuhannya. Imam Ibnu Hajar berkata:
وَكَذَا قَالَ النَّوَوِيُّ الْمُخْتَارُ أَنَّ ذَلِكَ كُلَّهُ يُضْبَطُ بِالْحَاجَةِ وَقَالَ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ يَنْبَغِي أَنْ يَخْتَلِفَ ذَلِكَ بِاخْتِلَافِ الْأَحْوَالِ وَالْأَشْخَاصِ
Demikian pula berkata An Nawawi: pendapat yang dipilih adalah semua ini dipatok oleh kebutuhan.
Beliau juga mengatakan dalam Syarh Al Muhadzdzab, bahwa hal ini hendaknya dibedakan sesuai perbedaan kondisi dan masing-masing orang. (Ibid)
Demikian. Wallahu a’lam.
[ind/alfahmu/Cms]