USTAZ, saya mau bertanya, apa maksud larangan memotong kuku dan rambut kalau kita niat berqurban. Apakah berlaku juga dengan kulit kering di kaki dan tangan?
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan persoalan ini sebagai berikut.
Hadits larangannya berbunyi:
إِذَا دخلت العشر وأراد أحدكم أن يضحى فلايمس من شعره وبشره شيئا
Jika memasuki 10 hari Dzulhijjah dan kamu hendak berqurban janganlah dia sedikit pun memotong rambutnya dan basyar-nya. (HR. Muslim)
Basyar di sini adalah kuku – (Zhufur), bukan kulit.
Ibnu al Malak Rahimahullah berkata:
وبَشَرِه”؛ أي: ظُفْره
Dan basyar-nya, yaitu kukunya. (Syarh al Mashabih, 2/263)
Hal ini sejalan dengan riwayat lain yang begitu jelas:
فلايأخذن شعرا ولايقلمن ظُفُرًا
Maka janganlah dia memotong rambut dan memotong kuku. (Syarh Shahih Muslim, 13/138)
Larangan tersebut menurut umumnya ulama adalah hal yang disukai untuk tidak memotongnya, bukan larangan haram.
Baca Juga: Waktu Potong Kuku Sesuai Sunnah
Maksud Larangan Memotong Kuku dan Rambut pada Bulan Dzulhijjah
Ibnul Malak Rahimahullah:
وكان مالكٌ والشافعي يَريان ذلك على الاستحباب، ورخَّص فيه أبو حنيفة وأصحابه
Imam Malik dan Imam asy Syafi’i menilai hal tersebut adalah perkara yang disukai (sunnah untuk tidak memotong kuku dan rambut), sementara Imam Abu Hanifah dan sahabat-sahabatnya memberikan keringanan (boleh) atas hal itu. (Syarh al Mashabih, 2/263)
Larangan ini berlaku bagi rambut manusianya, bukan kambingnya.
Oleh karena itu, Imam an Nawawi Rahimahullah menjelaskan:
وَسَوَاءُ شَعْرُ الْإِبْطِ وَالشَّارِبِ وَالْعَانَةِ وَالرَّأْسِ وَغَيْرُ ذَلِكَ مِنْ شُعُورُ بَدَنِهِ
Sama saja, larangan itu berlaku umum baik rambut ketiak, kumis, kemaluan, kepala, dan bulu-bulu lain yang tumbuh di badan. (Syarh Shahih Muslim, 13/139)
Sebagian orang mengatakan hal itu dalam rangka mengikuti larangan dalam haji, tapi alasan ini tidak benar menurut mazhab Syafi’i.
Imam an Nawawi Rahimahullah mengatakan:
وَالْحِكْمَةُ فِي النَّهْيِ أَنْ يَبْقَى كَامِلَ الْأَجْزَاءِ لِيُعْتِقَ مِنَ النَّارِ وَقِيلَ التَّشَبُّهُ بِالْمُحْرِمِ قَالَ أَصْحَابُنَا هذا غلط لأنه لايعتزل النساء ولايترك الطِّيبَ وَاللِّبَاسَ وَغَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَتْرُكُهُ الْمُحْرِمُ
Hikmah larangan ini adalah agar bagian tubuh sempurna yang dengannya dibebaskan dari api neraka.
Ada pula yang mengatakan untuk menyerupai orang yang ihrom. TAPI kata para sahabat kami (Syafi’iyah) itu KELIRU, sebab orang yang berqurban tidak diperintahkan menjauhi istri, minyak wangi, pakaian, dan hal lainnya yang biasa ditinggalkan oleh orang yang ihrom. (Ibid)
Wallahu a’lam. Demikian penjelasan Ustaz Farid Nu’man mengenai maksud larangan memotong kuku dan rambut ketika kita niat berqurban pada bulan Dzulhijjah.[ind]