HARI Ibu 2024 mengusung tema Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045.
Tema ini menjadi pengingat akan peran strategis perempuan sebagai penggerak utama dalam pembangunan bangsa.
Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, perempuan memiliki peran yang tidak hanya sebatas di lingkup keluarga, tetapi juga dalam menciptakan perubahan signifikan di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga kepemimpinan.
Merujuk pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Hari Ibu 2024 memiliki tema Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045.
Tema ini mengandung makna akan pentingnya peran perempuan dalam mewujudkan masa depan bangsa.
Baca juga: Memperingati Hari Pahlawan, Rucas Berkolaborasi dengan Seniman Difabel
Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045, jadi Tema Hari Ibu 2024
Perempuan dalam hal ini bisa diberikan akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik untuk membangun Indonesia yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing global.
Hari Ibu di Indonesia sendiri ada ketika terbit Dekrit Presiden Nomor 316 tahun 1959 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno. Dalam dekrit tersebut menetapkan 22 Desember adalah Hari Ibu di Indonesia.
Tanggal 22 Desember dipilih karena bertepatan pada tanggal pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta pada tahun 1928.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, gender perempuan masih dianggap sebagai mahluk yang lemah dan tidak bisa mandiri. Kaum perempuan yang merasa tidak adil akhirnya mulai menyuarakan hak-nya.
Oleh sebab itu, berdirilah berbagai organisasi perempuan. Banyak tokoh-tokoh perempuan yang memerjuangkan kemerdekaan mereka, seperti Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Roro Gusik (istri Untung Surapati), Christina Martha Tiahahu, Emmy Saelan, dan masih banyak lagi.
A Nunuk P. Murniati (2004) menuliskan bahwa dulu ada berbagai hal diperjuangkan oleh perempuan. Di kalangan bawah, perempuan berjuang di bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, peternakan, dan perikanan dalam sektor perjuangan kehidupan sehari-hari.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Lain hal-nya dengan perempuan kelas atas, mereka memerjuangkan tentang pendidikan perempuan. Mereka memiliki anggapan bahwa keterbelakangan perempuan karena tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah.
Dengan tujuan yang sama 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra sepakat mengadakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama.
Kongres digelar dari tanggal 22 hingga 25 Desember 1928. Kongres diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
Kongres pertama ini menghasilkan beberapa keputusan yakni membentuk federasi organisasi perempuan yang diberi nama Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) dan mengirimkan sejumlah tuntutan kepada pemerintah untuk memperjuangkan hak perempuan. [Din]