SUAMI harus menyediakan tempat tinggal yang membuat istri nyaman, ditulis oleh Cahyadi Takariawan seorang Konselor Keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institue.
Salah satu hak istri adalah tempat tinggal yang aman baginya, sesuai dengan kadar kemampuan dan kelapangan suami.
Suami yang kaya wajib menyediakan kediaman yang layak, sedangkan suami yang fakir tidak wajib menyediakan kecuali sebatas kemampuan yang Allah berikan padanya.
Suami tidak boleh membawa orang lain untuk tinggal serumah dengan istrinya, yang keberadaan orang lain tersebut dapat menimbulkan madharat atau bahaya kepada istrinya.
Misalnya ibu suami, bapaknya, atau anak-anaknya dari istri yang lain.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Jika salah seorang dari orang tua suami butuh tinggal bersamanya dan istri tidak mendapat madharat atau bahaya dengan sebab keberadaannya, maka kami nasihatkan kepada sang istri agar bertakwa kepada Allah berkenaan dengan orang tua suami yang membutuhkan ini.
Istri harus mengetahui bahwa baktinya kepada orang tua suami merupakan bentuk interaksi yang baik kepada suami.
Suami yang baik tentu akan menjaga hubungan baik dengan istrinya.
Dia akan menguatkan ikatan mereka dengan kemesraan, kasih, dan cinta.
Jika memungkinkan bagi suami untuk menyediakan kediaman sendiri untuk orang tua dan kediaman sendiri untuk istri dan dua kediaman tersebut saling berdekatan, maka ini adalah perbuatan yang bagus.
Dengan demikian, suami telah menunaikan kewajiban terhadap setiap orang yang memiliki hak atas dirinya tanpa menyebabkan terputusnya tali silaturrahim dan timbulnya perselisihan.
Namun jika sang istri ridha tinggal serumah dengan keluarga suaminya sebagai bentuk berbuat baik kepada keluarga suami dan bakti kepada orang tua suami, terlebih lagi jika kedua orang tua suami membutuhkan khidmah atau pelayanan dari sang suami, maka hal ini tidak apa-apa baginya.
Suami Harus Menyediakan Tempat Tinggal yang Membuat Istri Nyaman
Bahkan istri mendapat pahala atas kebaikannya ini, InsyaAllah.
Selain itu Cahyadi juga menuliskan kewajiban seorang lelaki.
View this post on Instagram
Kewajiban lelaki adalah mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Bukan kewajiban untuk mapan.
Untuk itu ia bisa bekerja dengan ototnya. Ia bisa bekerja dengan otaknya.
Ia bisa bekerja dengan ijazahnya. Ia bisa bekerja dengan ketrampilannya.
Ia bisa bekerja dengan ilmunya. Ia bisa bekerja dengan pengalamannya. Yang penting halal dan thayib.
Semua untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara layak.
Tidak mentelantarkan dan menyengsarakan orang-orang yang dicintainya dan menjadi tanggung jawabnya.
Adapun mapan itu hanya selera. Mapan itu semacam comfort zone.
Baca juga: Menikah Itu untuk Selamanya
Ada banyak lelaki sukses dan kaya raya, dengan kondisi yang tidak mapan.
Jatuh bangun dari usaha yang halal. Hidupnya penuh strugle.
Namun semua kebutuhan hidup keluarga tercukupi.
Bahkan berlebih, sehingga bisa memberikan kontribusi bagi dakwah dengan kelebihan hartanya.
So, lelaki harus punya jiwa pemenang dan etos berjuang. Tidak mudah putus asa. Ini lelaki yang macho dan taqwa. Insyaallah.
Selamat bekerja, para laki-laki.[Sdz]