MELATIH sabar dan empati dalam perjalanan mudik. Bagi anak-anak, perjalanan mudik bisa jadi perjalanan yang melelahkan. Perjalanan yang membutuhkan waktu berjam-jam atau bahkan lebih dari satu hari.
Belum lagi yang harus berganti-ganti moda angkutan umum. Membayangkannya saja sudah begitu lelah.
Namun, banyak juga yang beranggapan perjalanan mudik itu suatu petualangan yang ditunggu-tunggu. Mungkin berkaitan bagaimana orangtua mengemas sebuah perjalanan.
Baca Juga: Pernak-pernik Perjalanan Mudik
Melatih Sabar dan Empati dalam Perjalanan Mudik
Mari kita berpikir seperti seorang agen perjalanan yang menawarkan paket perjalanan wisata yang menarik.
Paket yang kita tawarkan adalah perjalanan melatih sabar dan empati. Melatih kesabaran menghadapi perjalanan yang begitu panjang dan mungkin melelahkan.
Ingatkan anak bahwa yang menghadapi perjalanan ini bukan hanya kita sendiri tapi kita bersama dengan orang-orang yang juga ingin mudik bersilahturahmi dengan keluarganya di kampung.
Ingatkan anak juga untuk selalu menjaga prilaku dalam perjalanan. Jangan mau menang sendiri dan membantu orang lain yang sedang kesusahan.
Sebagai seorang agen perjalanan kita juga berfungsi sebagai tour guide bagi anak-anak. banyak hal yang bisa kita kenalkan pada anak-anak mengenai hal-hal di sekitar kita.
Kita bisa menceritakan tentang perjalanan seorang ulama mencari ilmu atau petualangan seseorang yang menyenangkan.
Kita juga bisa meminta anak-anak memperhatikan sekeliling atau sesama pemudik.
Ada yang menggunakan kendaraan sendiri ada yang menggunakan angkutan umum.
Dalam perjalanan mudik terkadang kita menghadapi kemacetan luar biasa yang membuat kendaraan tidak bergerak selama berjam-jam.
Untuk mengantisipasi rasa bosan siapkan makanan dan minuman yang banyak. Siapkan juga buku atau permainan yang bisa dilakukan di atas kendaraan.
Ayah Bunda juga bisa meminta anak-anak untuk berbagi dengan sesama pemudik yang lain. Berbagi makanan kecil atau sekedar permen.
Manfaatkan perjalanan sebagai media pembelajaran seperti yang dilakukan Rasulullah ketika sedang melakukan perjalanan dengan Abdullah Ibnu Abbas.
Abdullah ibnu ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma– menceritakan, suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu.
Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.
Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu.
Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.” [MAY/Cms]