BAGAIMANA hukumnya seseorang melaksanakan shalat Id sendiri di rumah? Ustaz Farid Nu’man Hasan memberikan penjelasan mengenai persoalan ini.
Idealnya adalah berjamaah bersama kaum muslimin, tapi jika ada halangan untuk melakukannya, baik karena sakit, tertidur, sangat jauh dari jamaah, maka boleh baginya shalat id di rumah seorang diri.
Walau tanpa khutbah, sebab khutbah ‘id adalah sunnah.
Syaikh Sayyid Sabiq menerangkan:
الخطبة بعد صلاة العيد سنة والاستماع إليها كذلك
Khutbah setelah shalat ‘Id adalah sunah, mendengarkannya juga begitu. (Fiqhus Sunnah, 1/321)
Imam asy Syafi’i Rahimahullah mengatakan:
ويصلي العيدين المنفرد في بيته والمسافر والعبد والمرأة
Shalat dua hari raya seorang diri di rumah baik musafir, hamba sahaya, dan wanita.
(Mukhtashar al Umm, 8/125)
Baca juga: Puluhan Ribu Orang Shalat Idul Fitri di Lapangan Blackburn Rovers
Shalat Id Sendiri di Rumah
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:
تصح صلاة العيد من الرجال والنساء مسافرين كانوا أو مقيمين جماعة أو منفردين، في البيت أو في المسجد أو في المصلى.
Shalat Id itu SAH dilakukan oleh pria, wanita, musafir, mukimin, berjamaah, SENDIRI, di masjid, di RUMAH, atau di lapangan. (Fiqhus Sunnah, 1/321)
Demikian. Wallahu a’lam.
Sementara itu, berkaitan dengan perbedaan hari raya, sebagian orang yang berlebaran pada hari Sabtu tapi pada hari Jumatnya tidak berpuasa, bagaimana hukumnya?
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan, jika seseorang meyakini dan taklid bahwa 1 Syawal adalah Jumat, maka konsekuensinya dia mesti shalat Id nya adalah di hari Jumat juga.
Sebab, tidak ada shalat Id di tanggal 2 Syawwal (Sabtu). Puasa pun sudah terlarang baginya di hari Jumat.
Lalu, bolehkah shalatnya tanggal 2 Syawwal? Tidak boleh, kecuali ada uzur sehingga boleh baginya meng-qadha di hari 2 Syawwal.
Uzurnya seperti sakit, lupa, tidak menjumpai adanya jamaah yang melakukannya. Akan tetapi, jika tidak ada uzur, maka tidak ada shalat Id pada tanggal 2 Syawwal tanpa alasan syar’i.
Bagi yang meyakini 1 Syawwal adalah Sabtu, karena Ramadan di-istikmal 30 hari, maka hari Jumat adalah 30 Ramadan bagi keyakinannya.
Dengan demikian, dia tetap wajib puasa hari itu, bukan berpatokan pada yang meyakini Jumat sebagai hari raya. Dia mesti konsisten dengan apa yang diyakininya. Wallahu a’lam.[ind]