TIDAK sekadar kerja sama, harus bersinergi dijelaskan oleh Ustazh Aan Rohanah.
Suami dan istri memiliki keterbatasan sehingga mereka harus saling melengkapi dan saling bekerja sama agar sukses membangun keluarga.
Suami istri banyak menghadapi tantangan dan hambatan sehingga mereka harus bekerja sama dalam mengatasinya dan tetap solid untuk terus mempertahankan keutuhan keluarga.
Karena itu, Allah berfirman:
وَ تَعاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوى وَ لا تَعاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَ الْعُدْوان
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2).
Kerja sama ayah dan ibu dalam pembangunan keluarga dan pendidikan anak tidak hanya yang penting ada kerja sama, atau sekadarnya saja, namun harus bisa bermitra dan bersinergi dengan makna yang sesungguhnya.
Sebab dengan kemitraan maka ayah dan ibu bisa menjadikan pasangannya sebagai partner sehingga terbentuk suatu ikatan kerja sama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan serta dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam keahlian dan keterampilan untuk membangun keluarga yang berkualitas dan memperoleh hasil pendidikan anak yang saleh dan unggul.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sedangkan bersinergi bisa menyatukan seluruh potensi ayah dan ibu untuk digunakan bersama dalam saling mendukung dan saling tolong menolong mensukseskan visi dan misi yang sudah disepakati.
Dalam membangun keluarga, suami istri harus mengutamakan kerjasama yang bersinergi dari pada dilakukan sendiri-sendiri karena aktifitas yang dilakukan bersama-sama secara bersinergi menimbulkan motivasi yang besar dan rasa optimis yang kuat serta memiliki kekuatan yang besar dalam meraih kesuksesan.
Sehingga segala sesuatu yang sulit menjadi mudah dan masalah yang berat menjadi ringan.
Maka suami istri harus menyikapi pembangunan keluarga menjadi tanggung jawab bersama sehingga mereka berdua seperti satu jiwa dalam menghadapi suka duka berkeluarga.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pembangunan keluarga dan pendidikan anak yang dilakukan secara kemitraan dan bersinergi dapat membangkitkan kepercayaan satu sama lain.
Tidak Sekadar Kerja Sama, Harus Bersinergi
Baca juga: Hakikat Keluarga Sakinah
Selain itu dapat memperlancar komunikasi dan mempererat hubungan antara ayah dan ibu.
Sedangkan komunikasi yang lancar itu dapat membantu melahirkan kreativitas serta memperkuat dan memperkaya berbagai ikhtiar yang dilakukan.
Kemitraan yang bersinergi yang dilakukan ayah dan ibu digunakan juga untuk tugas-tugas besar dan peran strategis keluarga, yaitu:
1. Mengokohkan makna dan tujuan hidup.
2. Merumuskan visi dan misi keluarga.
3. Mewujudkan keluarga yang kokoh dan harmonis.
4. Melahirkan generasi berkualitas pemimpin.
5. Mewujudkan keluarga yang bahagia di dunia dan di akhirat
6. Mewujudkan keluarga sebagai pondasi dan benteng peradaban.
7. Menjadikan keluarga sebagai pondasi masyarakat madani.
8. Mewujudkan keluarga yang aktif berkontribusi untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
Kerjasama suami dan istri yang bersinergi ini dapat membuat mereka saling menguatkan peran pasangannya agar bisa lebih produktif dan lebih sukses dalam mewujudkan keluarga yang kokoh dan berkualitas.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
“Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin yang lain itu seperti bangunan yang menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari dan Muslim).[Sdz]