SEKOLAH Pemikiran Islam (SPI) Jakarta angkatan 14 kembali di semester 2 dengan berbagai topik worldview, paham, atau ideologi yang menyimpang dari Islam.
Materi pertama dengan tema Sekularisme dipaparkan langsung oleh Kepala SPI Pusat, Akmal Sjafril di hadapan puluhan murid yang berkumpul di aula Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Jakarta Selatan pada Rabu (6/11/2024) malam.
Penulis buku Islam Liberal 101 ini membuka kuliah dengan menyatakan klaim dari Naquib al-Attas, seorang cendekiawan dan filsuf muslim Malaysia, bahwa kristen di Barat sudah mati.
Justru kristen yang terpengaruh budaya Barat dan terpaksa menerima ideologinya seperti sekularisme. Sekularisme dijelaskan sebagai paham pemisahan antara agama dengan urusan duniawi.
Lebih lanjut aktivis Indonesia Tanpa JIL (ITJ) ini membawa pendapat Hamid Fahmy Zarkasyi, pendiri INSISTS, yang menyatakan bahwa sekarang Barat sudah berada pada multiplicities, equal representation, and total doubt (gagasan kepelbagaian, kesamarataan berlebihan, dan keraguan menyeluruh).
Hal ini mengakibatkan hilangnya kebenaran, kenyataan dan sebuah arti itu sendiri. Akmal memberikan contoh teori sains yang bersinggungan dengan sekularisme, yaitu teori evolusi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Inti dari teori evolusi adalah manusia membentuk dirinya sendiri tanpa campur tangan Tuhan, dan hasil evolusi selalu lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan secara sains sendiri pun, sudah banyak terbantahkan.
Seperti ditemukannya DNA berupa kode intrinsik berbentuk protein pada tiap sel, dan kemampuan berbahasa yang menjadi ciri khas manusia dibanding makhluk lain.
“Padahal sudah terbantahkan sendiri oleh sains, tetapi banyak pihak yang masih memaksakan teori ini agar tetap valid”, ujar bapak dua anak ini.
Pria berdomisili Bogor ini lalu menjelaskan alasan Barat meninggalkan kristen dan menuju sekularisme.
Pertama, masalah sejarah berupa trauma dengan otoritas kepausan yang terlalu absolut dalam menyiksa pelaku dosa besar atau melanggar pakem gereja.
Kedua, masalah teks bible, yang banyak pertentangan antar versinya dan sejumlah kisah yang tidak ada nilai moral. Ketiga, masalah teologi, yang melahirkan pertentangan dalam penganutnya sendiri sehingga timbul banyak denominasi gereja.
SPI 14: Runtuhnya Kristen dan Munculnya Sekularisme di Barat
Baca juga: SPI Paparkan Konsep Adab, Kunci dari Islamisasi Ilmu
“Barat bisa dalam tanda kutip maju karena sekuler. Ini karena agamanya tidak kompatibel dengan kemajuan. Sedangkan Islam tidak memiliki problem tersebut, jadi jika umat islam tidak maju, bisa jadi ada masalah dengan umat islam itu sendiri”, tutur Akmal memberikan autokritik.
Salah seorang murid SPI, Ari menyampaikan kesan yang didapat dari kuliah perdana semester 2 ini, “Materi ini sangat menarik. Selain saya semakin jelas bahwa agenda sekularisme adalah nyata, saya juga menjadi mengerti bahwa paham ini bermula dari kekecewaan orang Barat tentang agamanya. Saya jadi lebih semangat memperdalam agama islam.”[Sdz]
Kontributor: Ivan Triyadi