SEORANG Konselor Keluarga, Cahyadi Takariawan menjelaskan bahwa sakinah tidak gratisan, namun harus diperjuangkan.
Banyak orang beranggapan bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang tidak memiliki permasalahan dalam kehidupan.
Seakan-akan hidup dalam keluarga sakinah itu selalu tenang, damai, tanpa dilanda konflik, pertengkaran, permasalahan dan dinamika.
Seakan-akan dalam keluarga sakinah itu tidak ada kemarahan dan emosi, tidak ada kata-kata yang meninggi, tidak ada situasi yang tidak dikehendaki.
Jika seperti itu cara memahami keluarga sakinah, tentu tidak ada keluarga yang bisa disebut sebagai sakinah.
Karena dalam semua keluarga selalu dijumpai permasalahan, selalu ditemukan konflik, selalu ada pertengkaran, selalu ada dinamika.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Tidak ada keluarga yang bisa membebaskan diri dari permasalahan, pertengkaran, selalu ada dinamika.
Tidak ada keluarga yang bisa membebaskan diri dari permasalahan kehidupan.
Karena permasalahan adalah ekspektasi yang tidak bisa didapatkan, masalah adalah jarak yang terbentang antara harapan ideal yang diinginkan dengan realitas yang dihadapi saat ini.
Semua orang hidup pasti memiliki permasalahan. Demikian pula dengan keluarga.
Selalu ada permasalahan, yang menandakan bahwa mereka adalah kumpulan manusia biasa.
Sakinah Perlu Perjuangan
Sakinah Tidak Gratisan, Namun Harus Diperjuangkan
Baca juga: Benarkah Sakinah Itu Segalanya dalam Keluarga? (Bag. 1)
Jika dalam keluarga terdapat suasana sakinah, maka secara umum dalam keluarga itu dipenuhi dengan ketenangan, ketenteraman, kenyamanan, kebahagiaan, kelegaan, dan kedamaian.
Ini semua merupakan modal dasar dan fondasi untuk menapaki kehidupan berumah tangga yang selalu penuh dengan dinamika.
Selalu ada tantangan, selalu ada kekecewaan, namun juga selalu ada harapan.
Kita mesti memahami, bahwa dalam keluarga yang sakinah juga terdapat konflik, juga terdapat pertengkaran, juga ada masalah, juga ada kekecewaan.
Yang membedakan keluarga satu dengan keluarga lainnya tidak terletak pada ada dan tidaknya masalah atau pertengkaran.
Perbedaannya terletak pada bagaimana keluarga itu menghadapi masalah dan pertengkaran, bagaimana keluarga itu menyelesaikan masalah dan mengakhirinya.[Sdz]