ADA banyak inspirasi dari pejuang Gaza ditulis oleh Edgar Hamas, Founder Gen Saladin .
Apakah berlebihan mengatakan bahwa masyarakat Gaza telah menginspirasi dunia? Tentu tidak.
Itu sudah pas. Setahun ini bahkan belasan tahun sebelumnya mereka telah mengajarkan dunia tentang banyak hal.
Tokoh-tokohnya, mulai dari Syaikh Yasin hingga Haniyah, dari Ummu Nidhal hingga ibu-ibu penghafal Qur’an di kamp pengungsian.
Saya membayangkan, padahal Gaza itu tak lebih besar dari Daerah Khusus Jakarta.
Tapi, inspirasinya tegas, lugas dan nyata.
Di antara banyak inspirasi itu, izinkan untuk menyampaikan 3 yang terbesit di pikiran dan sempat ingin disampaikan dalam sebuah kajian, tapi tertunda.
Mereka, orang-orang Gaza telah mengajarkan untuk menjadi Faith Keepers, History Learners, Game Changers.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
1. Faith Keepers
Aku selalu menunduk takzim dan kagum dengan bagaimana cara mereka menggambarkan orang-orang yang telah pergi lebih dulu menuju Allah dalam syahidnya.
Jika media awam menyebut 42 ribu yang syahid sebagai korban tewas, maka orang-orang Gaza lain cara menyampaikannya, “Di jalan menuju pembebasan Al Aqsha ini, Gaza telah mempersembahkan 42 ribu syuhada.” (redaksi sebuah media lokal Gaza).
Akidah mereka, keyakinan dan harapannya pada Allah itu murni dan teguh.
Pada dunia, mereka sudah tidak banyak berekspektasi. Pada umat Islam, mereka mungkin sudah tak banyak berharap.
Maka kau akan dapatkan kalimat itu berulang-ulang dari lisan mereka, “Hasbunallah wa ni’mal wakiiil”, cukuplah Allah sebagai penolong kami.
Dan kekokohan akidah itu membuka mata dunia untuk belajar Islam.
Setahun ini kau pasti telah banyak membaca berita senada dengan kalimat ini: “Gazans Resilience Attracts Westerners to Islam.”
Ada Banyak Inspirasi dari Pejuang Gaza
2. History Learners
Ada sebuah pesan dari nama-nama rudal dan senjata milik para Gazavengers.
Hampir semuanya menggunakan nama pahlawan-pahlawan yang telah mendahului perjuangan dan syahid.
Seperti Syaikh Yasin yang namanya diabadikan menjadi roket Al Yasin 105.
Ada juga roket Ayyash yang diambil dari Yahya Ayyash, dan senapan Al Ghoul yang juga terinspirasi dari pahlawan yang bernama sama.
Masyarakat Gaza menjadikan kisah-kisah sejarah itu sebagai energi yang selalu menyalakan spirit.
Lebih jauh ke masa lalu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sahabat-sahabatnya menjadi alasan terbesar mengapa mereka bertahan.
Kesyahidan, sebagaimana diimpikan Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka mereka mencari-carinya.
Al Aqsha, sebagaimana diperjuangkan Khalid dan Abu Ubaidah, mereka pun ingin ikut memperjuangkannya.
Dan bukankah dalam sebuah video, mereka merilis sebuah pesan yang terinspirasi dari pemanah Uhud?
“Kami akan bertahan di gunung pemanah ini, seakan suara Nabi menyeru kami dari belakang: jangan pergi! Jangan pergi!”
Baca juga: Inilah Mental Pejuang Gaza yang Terinspirasi Dari Surat Al Isra Ayat 5
3. Game Changers
Sejuta pemukim ilegal zionis kabur dan tak kembali sejak 7 Oktober 2023.
Sekira 12 ribu tentara musuh alami cacat permanen. Prosentase masyarakat Barat belajar Islam bertambah 400 persen.
Dua pertiga wanita zionis alami trauma. Kerugian Israel mencapai 58 miliar dolar di 6 bulan pertama menghadap Gaza.
Mereka pun kehilangan harkat martabat di hadapan dunia internasional.
Negara-negara Amerika Latin banyak yang memutus kerja sama dengan musuh.
Masih banyak lagi, dan ini merupakan keajaiban di abad modern ketika manusia-manusia Rabbani ini mengubah jalannya permainan dunia.
Game Changers. Jika dulu dunia mengikuti permainan zionis, kini semua berubah.
Artis-artis Hollywood makin banyak terang membela Palestina.
Anak-anak Gen Z Amerika Serikat lebih mendukung Palestina daripada Israel. Amerika, lho.
Saya juga dulu pernah menulis: Perlahan tapi pasti, dunia mulai meyakini bahwa “membela Palestina itu keren.”
Membelanya seperti hero-hero di film yang meski dijegal dan dicurangi, namun mereka tetap teguh melawan tirani.
Dan, inilah pula yang menandai sebuah kenyataan: hancurnya mesin kebohongan musuh.
Badai Al Aqsha yang telah mendunia ini tidak akan berhenti pusarannya.
Tidak akan, dan tidak boleh. Jangan izinkan dirimu untuk lupa. Jangan bolehkan dirimu untuk terdistraksi.
Nanti malu ketemu sama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Nanti tak punya muka kalau ketemu Umar dan Abu Ubaidah.
Jangan sampai kita mengkonfirmasi kalimat seorang kakek Gaza pada cucunya yang syahid, “Sampaikan salamku pada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan katakan pada beliau bahwa Umat Islam telah melupakan kami.”[Sdz]