ChanelMuslim.com–Pada hari kedua bulan suci Ramadhan, Bang Onim kembali merealisasikan Dapur Umum Indonesia di mana aktivitas yang sama telah direalisasikan pada bulan puasa tahun 2017.
Dapur Umum Indonesia berhasil dibuka atas dukungan dan donasi dari masyarakat Muslimin di Indonesia yang didukung penuh dan difasilitasi oleh Yayasan Nusantara Palestina Center (Founder Abdillah Onim berkantor di Jakarta).
[gambar1]
Dapur Umum Indonesia akan beroperasi selama bulan suci Ramadhan dengan izin Allah swt. Aktivitas di dapur ini adalah memasak dan menyiapkan santap buka puasa dan santap sahur diberikan secara gratis kepada muslimin Palestina di Gaza yang sedang menjalani ibadah Ramadan.
Dalam satu satu hari, Dapur Umum Indonesia memasak dan menyediakan 500 hingga 1000 hidangan Iftar dan Sahur, masing-masing Loyang berisi 1 ekor ayam dan Nasi khas Palestina, 1 loyang untuk dikonsumsi 4 orang, sedangkan 1 kepala keluarga diberi 2 loyang dan 2 liter sirup aneka rasa.
[gambar4]
Di hari pertama, pembukaan Dapur Umum Indonesia, tim Bang Onim berhasil memasak 500 hin
dangan dan disitribusikan ke tiga wilayah yaitu Jabalia Gaza Utara, Johro Dik Gaza Timur dan Deir Balah Gaza Tengah.
[gambar2]
Muslimin di Gaza mengucapkan syukur dan terima kasih atas hadiah Ramadan dari muslimin di Indoesia berupa Dapur Umum Indonesia.
“Terima kasih banyak, kami sangat terbantu atas kehadiran dapur Indonesia ini,” ungkap seorang janda yang membawa anaknya saat menerima hidangan iftar dan sahur tersebut.
[gambar3]
Tiga hari menjelang bulan suci Ramadhan, tepatnya 14 Mei 2018, dunia dikejutkan dengan pembukaan Kantor Kedutaan (Kedubes) Amerika di Kota Jerusalem. Ceremoni peresmian Dubes Amerika itu dipimpin langsung oleh Ivanka Trump, puteri Presiden Amerika Serika Donald Trump.
“Peresmian berdarah” ini merupakan langkah sepihak Amerika yang didukung penuh oleh otoritas Israel, mendapat kecaman luas dari sebagian besar negara yang selama ini menginginkan tercapainya perdamaian di negeri yang diberkahi, bumi Syam Palestina.
Tentu saja secara spontan, rakyat Palestina pun menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran atas pemindahan Kedubes Negeri Paman Sam.
Tidak hanya warga Palestina di Tepi Barat dan Jerusalem yang melakukan unjuk rasa, warga Palestina di Jalur Gaza pun berbondong-bondong turun memadati wilayah Timur Gaza. Sepanjang perbatasan Gaza dan Israel, ratusan ribu warga Gaza hadir disini dalam rangka menuntut dan mengecam atas keputusan Amerika Serikat terkait pemindahan Kedubes USA ke kota suci yang di dalamnya terdapat tiga agama yakni, mayoritas Islam, Nasrani dan Yahudi.
Aksi damai ratusan ribu warga Gaza ternyata mendapat balasan keji dari militer Israel, seperti siraman gas air mata. Tidak hanya itu, mereka juga diberondong peluru tajam tanpa belas kasihan, dibunuh dengan darah dingin oleh para tentara Israel yang bersenjata sniper.
Tidak hanya anak-anak dan wanita, bahkan pemuda Gaza pun dijadikan sasaran empuk target pembunuhan, 14 Mei 2018 itu. Langit Gaza berubah menjadi kelabu dan merenggut canda tawa anak-anak Gaza.
Tercatat hanya dalam waktu setengah hari 63 warga Gaza meninggal dan tak kurang dari 2,800 cedera baik luka ringan maupun luka kritis.
Terhitung lebih lebih dari 11 tahun hingga wilayah Gaza masih di bawah blokade Israel. Imbasnya, bahan makanan, obat-obatan dan bahan bakar minyak menjadi langka. Bagi negara lain, termasuk kita di Indonesia, awal bulan Ramadan dilewati dengan penuh riang dan suka cita, dijalani dengan penuh khusyuk. Kondisi ini berbalik, tidak seperti yang dijalani oleh warga Gaza.
Abdillah Onim akrab disapa bang Onim, WNI, telah mendedikasikan waktu dan dirinya untuk berkhidmat kepada rakyat Palestina dengan menjadi Relawan atau Aktivis Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina. Bang Onim bergerak dan konsentrasi penuh pada bidang Sosial Kemanusiaan khusus wilayah Palestina.
Bang Onim pun memberanikan diri menetap di Gaza sejak 10 tahun silam. Awal Agustus 2017, bang Onim dan anak istri sempat berkunjung ke Indonesia, sebelumnya, menghadiri undangan resmi dari KBRI Amman Jordan, selama 10 bulan berada di Indonesia yaitu dari September 2017 hingga Mei 2018.
Bang Onim beserta istri dan anak kembali ke Jalur Gaza melalui pintu perlintasan darat atau perlintasan Rafah, tepatnya Hari Senin, 14 Mei 2018 bang Onim berhasil masuk Jalur Gaza setelah menempuh perjalanan 3 hari dari Kairo Mesir menuju Jalur Gaza, perjalanan yang harusnya singkat yaitu 6 jam saja, namun harus memakan waktu menjadi 3 hari, hal ini berkaitan dengan faktor keamanan di wilayah Sinai Utara.
[ind/rilis]